Ternyata Masjid Nabawi di Madinah Pernah Dua Kali Terbakar

 Ternyata Masjid Nabawi di Madinah Pernah Dua Kali Terbakar

Masjid Nabawi di Madinah.

MASJID NABAWI adalah bangunan yang pertama kali dibuat oleh Rasulullah Saw setibanya beliau di Yatsrib. Dalam proses pembangunannya, Rasulullah Saw tidak hanya memantau. Beliau terjun langsung dengan turut serta mengusung batu bata.

Syekh Muhammad Said Al-Buthi dalam “Fiqhus Sirah” menyebut, pembangunan Masjid Nabawi itu merupakan langkah untuk menegakkan masyarakat Islam. “Masjid merupakan asas utama dan terpenting bagi pembentukan masyarakat Islam,” kata Syekh Al-Buthi.

Bangunan masjid tetap seperti semula saat dibangun hingga masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq. Saat itu belum ada perubahan yang penting, hanya sebagian tiang-tiang penyangga diganti karane rusak dimakan bubuk.

Baca juga: Keutamaan Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha

Baru pada masa Amirul Mukminin Umar bin Khathab masjid mengalami perluasan dan pembesaran. Hal itu karena jumlah umat Islam saat itu bertambah banyak, sehingga kapasitas masjid sudah tidak memadai lagi.

Sejak masa Umar tersebut, dilanjutkan dengan pemimpin-pemimpin Islam di masa Bani Umayah, Abbasiyah dan seterusnya hingga saat ini, Masjid Nabawi terus mengalami perkembangan.

Tetapi, tahukah Anda bahwa masjid mulia ini ini pernah mengalami kebakaran. Setidaknya, seperti ditulis C. Israr dalam bukunya “Sejarah Kesenian Islam Jilid 1” (1978: 86-90) , Masjid Nabawi pernah dua kali mengalami kebakaran.

Kebakaran Pertama

Pada 654 H terjadilah kebakaran hebat dalam Masjid Nabawi itu. Kabarnya kebakaran ini disebabkan oleh karena kelalaian seorang juru lampu yang sedang menyalakan sebuah kandil dalam ruangan _makhazin_ (perbedaharaan) masjid.

Yang mula-mula terbakar ialah bagian makhazin itu, kemudian lidah api menjilat ke luar, membakar habis apa saja yang ada di dalam masjid itu. Mimbar Nabi, pintu-pintu dan jendela, barang-barang perbendaharaan masjid, kiswah dari kuburan Nabi dan sejumlah besar buku-buku habis musnah menjadi abu. Hanya yang masih tinggal ialah kupel pada sahan masjid yang dibuat dalam abad ke enam hijrah untuk menyimpan kekayaan yang berharga seperti emas, permata dan mushaf Usman.

Kebakaran itu demikian hebatnya, karena penduduk kota Madinah tidak berdaya untuk memadaminya karena tak banyak air. Walaupun telah diusahakan segala apa saja yang mungkin dikerjakan.

Dalam sekejap mata musnahlah masjid Madinah yang indah itu. Hasil usaha yang beratus-ratus tahun lamanya, sekarang lenyap menghilang, yang tinggal hanya runtuhan puing dan timbunan abu. Tiang-tiang bergelimpangan, meninggalkan kesan yang amat mengharukan hati, hancur luluh perasaan yang memandangnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

6 + 12 =