Tempat Pembantaian Al-Hajjaj Ats-Tsaqafi
Ilustrasi: Hajaj bin Yusuf Ats-Tsaqafy. [gambar: okachaa.artstation.com]
Kemudian Al-Hajjaj berkata kepada pengawalnya, “Lepaskan dia.” Di antara dosa besar Al-Hajjaj, ia telah membunuh seorang imam rabbani Sa’id bin Jubair.
Kata Ibnu Katsir, “Waktu itu Al-Hajjaj berkata kepada Sa’id, ‘Aku akan membunuhmu.’
Namun dengan tenang Sa’id menjawab, ‘Kalau begitu aku sangat beruntung, sesuai dengan namaku Sa’id (orang yang beruntung) pemberian ibuku.”
Al-Hajjaj akhirnya memang membunuh Sa’id bib Jubair. Tetapi empat puluh hari kemudian ketika tidur, ia bermimpi melihat Sa’id sedang mengambil tumpukan pakaiannya dan bertanya, “Hai musuh Allah, kenapa kamu membunuhku?”
Al-Hajjaj menjawab, “Aku sebenarnya tidak punya urusan denganmu, Sa’id bin Jubair. Aku tidak punya urusan denganmu, Sa’id bin Jubair.” (Al-Bidayah Wan-Nihayah IX/103)
Ketika Al-Hajjaj mati, Hasan Al-Bashri melakukan sujud syukur kepada Allah, lalu berdoa, “Ya Allah, karena Engkau telah mematikan orang jahat itu, maka lenyapkanlah sunnahnya.” Bahkan ketika Ibrahim mendengar kabar kematian Al-Hajjaj, ia langsung menangis saking gembiranya.
Pelajaran yang Dapat Diambil Dari Al-Hajjaj
Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dan anak cucunya dari tanah, menolong mereka berjalan di atasnya, memakan buah-buahannya, meminum air sungai-sungainya, dan merusaknya dengan kapak dan sekop-sekop.
Selanjutnya Allah mengembalikan mereka ke tanah lagi yang kemudian memakan daging mereka seperti mereka memakan buah-buahannya, meminum darah mereka seperti mereka meminum air sungai-sungainya, mencincang mereka di dalam perutnya, dan merobek-robek anggota tubuh mereka seperti mereka merusaknya dengan kapak dan skop. Lalu bagaimana denganmu, wahai Al-Hajjaj, yang telah membunuh cucu-cucu Rasulullah Saw dan juga cucu Abu Bakar Ash Shiddiq, serta Sa’id bin Jubair? (Al-Jaza’ Min Jinsil Amal- II/181). []
Sumber: Sa’ad Yusuf Abu Aziz. Kisah Akhir Hayat Orang-Orang Zalim (terjemahan). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2024.
