Tempat Pembantaian Al-Hajjaj Ats-Tsaqafi

 Tempat Pembantaian Al-Hajjaj Ats-Tsaqafi

Ilustrasi: Hajaj bin Yusuf Ats-Tsaqafy. [gambar: okachaa.artstation.com]

AL-HAJJAJ ATS-TSAQAFI adalah seorang penganut paham Utsmani dinasti Bani Umayyah. Ia sangat fanatik kepada mereka. Menurutnya, siapa pun yang berani menentang mereka adalah kafir, sehingga darahnya halal. Demi membela rasa fanatiknya tersebut, ia tidak peduli apa pun dan sanggup menerima segala risiko.

Diriwayatkan oleh Hisyam bin Hassan, “Al-Hajjaj adalah orang yang terkenal kejam. Ia telah membunuh seratus dua puluh ribu orang.”

Kata Adz-Dzahabi, “Ia adalah pemimpin yang sangat zalim, jahat, dan kejam. Perilakunya telah mewarnai sejarah hitam kaum muslimin.

la pernah mengepung Ibnu Zubair di Ka’bah, dan melemparinya dengan alat manjaniq. Pemimpin yang suka mengabaikan shalat ini juga sering menindas penduduk Makkah dan Madinah, sampai akhirnya ia dibinasakan oleh Allah. Mencaci maki dan memebencinya adalah termasuk yang memperkuat tali iman.” (Sair A’lam An-Nubala’ IV/343)

Umar bin Abdul Aziz mengatakan, “Seandainya ada kontes juara kejahatan, lalu masing-masing umat yang jahat menampilkan kejahatannya, kemudian kami datang dengan menampilkan kejahatan Al-Hajjaj, pasti kami lah yang menang.” (Al-Bidayah Wan-Nihayah IX/143)

Sepeninggal Abdullah bin Zubair, Al-Hajjaj menemui Asma’ binti Abu Bakar. Ia berkata kepada Asma’, “Putramu telah melanggar kehormatan di rumah Allah ini. Jadi Allah pasti menimpakan azab yang pedih kepadanya.”

Asma’ menjawab, “Kamu dusta. Putraku itu sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, rajin berpuasa, dan tekun melakukan shalat. Tetapi aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘Dari kaum Tsaqif akan keluar dua orang laki-laki; yang suka membikin kerusakan, dan yang suka berdusta. Yang suka berdusta ialah Ibnu Abu Ubaid, dan yang suka membikin kerusakan adalah kamu.””

Pada suatu hari Al-Hajjaj berpidato. Ia mengatakan, “Hai manusia, bersabar menjauhi larangan-larangan Allah itu lebih mudah daripada bersabar atas azab Allah.”

Seseorang yang hadir maju menghampirinya dan berkata, “Celaka kamu, hai Al-Hajjaj! Dasar muka tebal dan tak punya rasa malu! Seenaknya saja kamu berkata seperti itu! Sia-sia dan sesat usahamu.”

Al-Hajjaj segera memerintahkan kepada pengawal untuk menangkap orang yang berani berbuat kurang ajar kepadanya seperti itu. Selesai berpidato, Al-Hajjaj menghampiri orang itu dan bertanya, “Apa yang mendorongmu berani berlaku kurang ajar kepadaku seperti itu?”

Orang tadi sama sekali tidak gentar. Ia menjawab, “Celaka kamu, Al-Hajjaj! Kekurangajaranku padamu ini tidak seberapa jika dibandingkan kekurang ajaranmu kepada Allah. Memang kamu siapa sehingga aku tidak berani berbuat kurang ajar kepadamu? Sementara kamu juga berani berbuat kurang ajar kepada Allah, Tuhan seru semesta alam.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

18 + twelve =