Tarik Uang BSI, Pengamat Perbankan Syariah Dukung Langkah Muhammadiyah
Muhammadiyah
Jakarta, Mediaislam.id– Ditengah komitmen yang tinggi yang dilakukan PP Muhammmadiyah mendukung perbankan syariah di tanah air dengan rasionalisasi dan konsolidasi mendapat dukungan dan apresiasi dari pengamat ekonomi Islam dan perbankan syari’ah dari UIN Jakarta, Prof Nur Rianto Al Arif
Seperti diketahui sebelumnya PP Muhammmadiyah melakukan penarikan dana simpanannya dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan memindahkannya ke bank syariah lainnya yang sudah berkerjasama dan mendukung Muhammadiyah selama ini.
Pengamat Perbankan Syari’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menilai langkah Muhammadiyah mendorong persaingan sehat pada industri perbankan syariah dengan menciptakan bank syariah lainnya untuk tumbuh itu sebagai langkah komitmen bakti Muhammadiyah untuk bangsa.
Dengan kondisi saat ini, Bank Syariah Indonesia (BSI) adalah pemimpin pasar di industri bank syariah dengan market share lebih dari 40%.
“Jadi saya mendukung sebagaimana yang disampaikan oleh Anwar Abbas, yakni salah satu concern Muhammadiyah terkait risiko konsentrasi apabila banyak simpanan Amal Usaha Muhammmadiyah (AUM) yang ada di BSI,” ujar Prof Al Arif kepada media, pada Kamis, (6/6/2024).
Soal isu Komisaris BSI terbaru saat ini seperti yang ramai dibicarakan masyarakat, Guru Besar Ekonomi Islam UIN Jakarta itu juga menyoroti dengan pandangan bagaimana visi perbankan syari’ah mencapai tujuannya.
“Menurut saya, penunjukkan komisaris BSI sebaiknya adalah sosok individu-individu yang mampu membantu BSI mencapai visinya, serta memiliki latar belakang kemampuan dan wawasan mengenai perbankan syariah yang mumpuni. Perbankan syariah merupakan suatu entitas bisnis yang unik karena selain ada tujuan bisnis namun yang tak kalah penting ialah ada tujuan keumatan yang harus dicapai,” ujarnya.
Sehingga menurutnya apabila penunjukkan komisaris BSI yang kurang sesuai dengan kriteria di atas maka dikhawatirkan akan ada visi BSI yang tidak tercapai atau tidak terwujud.
Sementara itu, Muhammadiyah yang berkomitmen tinggi untuk mendukung perbankan syariah dengan cara rasionalisasi dan konsolidasi terhadap masalah keuangannya dengan tujuan terciptanya persaingan yang sehat di antara perbankan syariah yang ada, terutama ketika dunia perbankan syariah tersebut berhubungan dengan muhammadiyah.
“Untuk itu Muhammadiyah merasa perlu menata banyak hal tentang masalah keuangannya termasuk dalam hal yang terkait dengan penempatan dana dan juga pembiayaan yang diterimanya. Fakta yang ada menunjukkan bahwa penempatan dana Muhammadiyah terlalu banyak berada di BSI, sehingga secara bisnis dapat menimbulkan resiko konsentrasi (concentration risk),” tegasnya, Rabu (5/6/2024).
Buya Anwar Abbas juga menilai sementara di bank-bank syariah lain masih sedikit sehingga bank-bank syariah lain tersebut tidak bisa berkompetisi dengan margin yang ditawarkan oleh BSI, baik dalam hal yang berhubungan dengan penempatan dana maupun pembiayaan.
“Bila hal ini terus berlangsung maka tentu persaingan diantara perbankan syariah yang ada tidak akan sehat dan itu tentu jelas tidak kita inginkan,” pungkas Buya Anwar.*
