Tabayyun dan Tasabbut Menurut Al-Qur’an

 Tabayyun dan Tasabbut Menurut Al-Qur’an

Al-Hujurat ayat 6

MERUJUK kepada Al-Qur’an terdapat suatu konsep menarik yaitu konsep verifikasi, tepatnya surat Al-Hujurat ayat 6 terdapat ayat yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”

Ayat ini menjelaskan bahwa penelitian tentang kebenaran suatu berita atau kabar itu perlu. Secara eksplisit, ayat ini menyerukan verifikasi atas segala kabar yang dimana belum jelas akan kepastiannya.

Merujuk kepada kitab tafsir “Al-Wasith” karya Syekh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili juga tertulis “Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian mendapatkan berita penting dari orang fasik yang telah menyimpang dari batas-batas agama maka jangan tergesa-gesa untuk percaya, namun carilah penjelasan sebenarnya dan pastikanlah kebenaran berita itu sebelum terpengaruh olehnya. Dikhawatirkan kalian yang merupakan kaum tidak bersalah ikut tertimpa keburukan dan hal-hal yang makruh sehingga kalian menyesal dan bersedih atas kesalahan yang kalian perbuat dan berharap hal itu tidak pernah terjadi.”

Tetapi sebagaimana yang diketahui para ulama dan para ilmuwan muslim bahwa terdapat duya jenis bacaan atau “qira’at” didalam ayat ini.Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili dalam tafsir “Al-Munir” menuturkan, bahwa terdapat perbedaan qiraat dalam surat Al-Hujurat ayat 6 ini, yang dimana Hamzah dan al-Kisa’i membaca “fatatsabbatu”.

Dalam tafsir “Anwaru-t-Tanzil wa Asraru-t-Ta’wil” karya Nasiruddin Abi Al-Khair Abdullah bin Umar bin Muhammad Asy-Syirazi Asy-Syafi’I Al-Baidhawi juga menuturkan bahwa Hamzah dan Al-Kisai’i membaca surat Al-Hujurat ayat 6 ini dengan “fatasabbatu” (tsa).

Mengutip buku tafsir al-Thabari “Jami’ al-Bayan ‘An Ta’wil Ayi al-Quran” karya Muhammad bin Jarir al-Thabari, beliau menuturkan bahwa “fatabayyanu” (ba) kebanyakan dibaca oleh imam qurra’ Madinah sedangkan Hamzah dan Al-Kisai’i membaca “fatatsabbatu” (tsa).

Lalu, bagaimanakah rupa konsep tabayyun dan tasabbut ini?

Secara harfiah kedua kalimat ini mempunyai makna yang sama, tetapi sedikit berbeda dalam konsep. Namun, meski begitu kedua konsep ini mengajarkan pentingnya mencari kebenaran dan menghindari kesalahan dalam penilaian dan tindakan kita.

Tabayyun adalah proses penyelidikan atau klarifikasi sebelum mengambil tindakan atau membuat penilaian terhadap suatu perkara. Ini berarti seseorang harus mencari informasi yang akurat dan memahami situasi dengan baik sebelum mengambil keputusan. Konsep tabayyun sangat penting dalam Islam untuk menghindari kesalahan dan penilaian yang tidak benar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

three × one =