Syukur Mengikat Kenikmatan

Ilustrasi: Lafaz Allah.
“Adapun manusia itu, apabila diuji oleh Tuhannya, lalu dimuliakan dan diberi nikmat, maka ia berkata: “Tuhanku telah memuliakan daku.” Namun, apabila ia diuji, lalu dikurangi rezekinya, maka ia berkata: “Tuhanku telah menghinakan daku.” Tidak demikian! Tetapi, karena kamu tidak memuliakan anak yatim. Dan kamu tidak menggalakkan pemberian makan terhadap orang-orang miskin. Dan kamu makan harta pusaka dengan loba dan rakus. Dan karena kamu (juga) cinta pada harta kekayaan dengan kecintaan yang sebesar-besarnya.” (Al Fajr 15-20)
Jadi, makan harta orang tanpa mengindahkan peringatan dan larangan Allah dalam sistem harta dan pemilikan, begitu pula dalam menguasai dan mengelola harta anak-anak yatim dan orang-orang lemah dan sebagainya, bisa melenyapkan rezeki dan mencegah datangnya juga. [SR]
Sumber: Prof. Dr. M. Mutawwali Asy Sya’rawi. Rezeki (terjemah dari kitab ‘Ar-Rizqu’). Jakarta: GIP, 1993.