Syukur Mengikat Kenikmatan

Ilustrasi: Lafaz Allah.
Namun, hawa nafsu manusia berusaha keras hendak menjadikan dirinya penguasa tunggal atas berbagai peristiwa itu. Ia mengira, bahwa apa yang diinginkannya itu baik dan apa yang tidak diinginkannya itu buruk. Dia sudah tentu tidak memiliki ukuran standar tentang apa yang baik bagi alam raya ini, akan tetapi ia mengukurnya berdasarkan landasan kepentingan pribadi, meskipun harus mengorbankan segala-galanya!
Allah Ta’ala mengingatkan kepada kita hal-hal yang bisa melenyapkan rezeki dalam beberapa ayat dalam Al-Qur’anul Karim, antara lain kisah pemilik kebun yang ayah mereka saleh itu, yang suka bersedekah kepada para fakir-miskin dari hasil kebunnya itu.
Sesudah ayah mereka meninggal dunia, anak-anaknya memutuskan untuk tidak memberikan hasil kebunnya itu kepada para fakir-miskin lagi dari hak mereka, lalu Allah Ta’ala menimbulkan kebakaran yang menghanguskan segala-galanya, firman-Nya:
فَأَنطَلَقُوا وَهُمْ يَتَخَفَنُونَ ْ أَن لَّا يَدْخُلَنَّهَا الْيَوْمَ عَلَيْكُم مِسْكِينُ
“Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikan. Pada hari ini janganlah ada seorang miskinpun masuk ke dalam kebunmu.” (QS. Al Qalam 23-24)
Karena mereka memutuskan mengharamkan hak fakir miskin yang wajib mereka keluarkan, maka Allah Ta’ala memutuskan rezeki dan kenikmatan mereka semuanya, firman-Nya: “Kemudian malapetaka datang ke kebunnya dari Tuhanmu, sedang mereka tidur nyenyak. Lalu kebun itu terbakar hangus.” (QS. Al Qalam 19-20)
Nah, jelaslah bahwa salah satu unsur yang mendatangkan tambahan dan keberkahan pada rezeki seseorang, ialah menunaikan hak para fakir-miskin.
Ketahuilah, bahwa zakat dan sedekah itu berdaya guna mensucikan dan mengembangkan harta itu, dan tidak pernah menguranginya. Sementara pengelola dan pemakan uang riba, yang mengeksploatasi kebutuhan para fakir-miskin, diancam akan dimusnahkan hartanya.
Padahal, kelihatannya sedekah itu mengurangi dan riba itu menambah hartanya, namun hakekatnya Allah Ta’ala berjanji akan memusnahkan uang riba dan melipat gandakan uang sedekah.
Begitu pula halnya orang-orang yang suka makan harta sesamanya dengan cara yang batil, firman-Nya: