Syekh Aaq Syamsuddin, Sang ‘Penakluk Maknawi’ Konstantinopel
Ilustrasi: Syekh Aaq Syamsuddin bersama dengan muridnya, Sultan Muhammad Al-Fatih.
Wafatnya
Syekh kembali ke tempat tinggalnya di Konya setelah merasa perlu untuk kembali ke sana meskipun Sultan tetap menginginkan dirinya berdomisili di Istanbul. Beliau wafat pada 863 H (1459 M). Semoga Allah merahmati, mengampuni, dan meridhainya.
Demikianlah sunnatullah terhadap makhluk-Nya. Seorang pemimpin rabbani dan penakluk yang pemberani pasti selalu dikelilingi oleh sekelompok ulama Rabbani yang turut berperan dalam mengajar, mendidik, dan menasihatinya.
Contoh mengenai hal ini sangat banyak. Kita telah menyebutkan peran Abdullah bin Yasin terhadap Yahya bin Ibrahim di dalam Daulah Murabithin. Begitu juga Al-Qadhi Al-Fadhil terhadap Shalahuddin di dalam Daulah Ayyubiyah.
Inilah peran Syekh Aaq Syamsuddin terhadap Muhammad Al-Fatih di dalam Daulah Utsmaniyah. Semoga Allah senantiasa merahmati mereka semua, menerima usaha dan perbuatan mereka, serta meninggikan nama mereka bersama orang-orang salih.[]
Sumber: Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi, Sultan Muhammad Al-Fatih Penakluk Konstantinopel (terjemah). Solo: Pustaka Arafah, 2011.
