Solusi Islam atas Perselingkuhan dan Krisis Moral

 Solusi Islam atas Perselingkuhan dan Krisis Moral

Ilustrasi

DUNIA maya kini kembali diramaikan oleh isu perselingkuhan influencer. Kalau biasanya sang suami yang berselingkuh sang istri, kali ini berbeda kasus. Justru sang istri yang menjadi pelaku perselingkuhan. Banyak komentar hujatan dan rosting yang dilontarkan netizen kepada si pelaku di media sosial.

Netizen menyayangkan perselingkuhan ini terjadi. Usut punya usut ini karena pernikahan mereka terlihat sangat sempurna, memiliki pasangan tampan spek oppa-oppa Korea, dikaruniai tiga anak balita yang sangat menggemaskan dan karir pun cukup stabil.

Namun begitulah manusia merasa belum cukup. Sang istri justru menukar kebahagian ini, berpaling dan memilih berselingkuh dengan petinju biasa. Netizen pun ramai mengeritik bahwa sang istri memang kurang bersyukur.

Mengapa Perselingkuhan Marak Terjadi?

Selingkuh menurut KBBI merupakan sikap suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri, tidak berterus terang, tidak jujur, curang, serong atau menyeleweng. Istilah ini juga bisa diartikan sebagai perbuatan tidak jujur atau setia yang dilakukan oleh salah satu pasangan dalam pernikahan.

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan perselingkuhan diantara lain faktor kebosanan, komitmen, ekonomi dan lain-lain.

Menurut Hoshael W. Erlan, M.Psi, Psikolog dan Mental Counselor di ID Media dalam Healt Talk yang disiarkan langsung di Instagram @idntimes pada Jum’at (30/6/2023), faktor dominan yang mengakibatkan terjadinya perselingkuhan adalah faktor manusia atau human factor, selain itu juga perasaan bosan, dinamika hubungan, rasa percaya diri yang rendah, balas dendam dari pengalaman dan nilai yang dianut orang tersebut (idntimes.com, 21/8/24).

Studi yang berbeda yang dipublikasi oleh Archives of Sexual Behavior menunjukkan hasil penelitian bahwa salah satu faktor yang mendorong perselingkungan adalah lingkungan sekitar. Psikolog Gurit Birnbaum dari Baruch Ivcher School of Psychology menjelaskan bahwa lingkungan yang memberi kesan seolah-olah perselingkuhan itu wajar dapat membuat orang berpikir tidak ada salahnya jika mereka juga selingkuh. Seseorang yang berada pada lingkungan semacam ini dapat mengalami dilema antara mengikuti nilai-nilai moral atau mengalah pada godaan (cnbcindonesia.com, 3/1/24).

Faktor-faktor pemicu perselingkuhan yang beraneka ragam dan didominasi oleh faktor manusia dan lingkungan memang benar adanya. Tidak dapat dipungkiri kehidupan yang sekuler dan liberal kini mewarnai negeri ini. Meski negeri kita dikenal sebagai negeri mayoritas muslim di dunia, nyatanya agama hanya digunakan dalam ranah privasi. Agama tidak lagi digunakan dalam ruang publik. Alhasil aturan kehidupan justru diatur oleh manusia itu sendiri. Inilah yang kemudian membuat muslim jauh dan tidak paham dengan agamanya.

Dalam sistem sekuler, ada empat pilar kebebasan yang dianggungkan. Salah satunya ialah kebebasan bertingkah laku. Dimana orang diberi ruang dan kebebasan untuk bertingkah laku, katanya sih asal tidak merugikan orang lain bahkan meskipun itu dilarang oleh agama.

Pemikiran sekuler dan liberal ini menjangkiti individu dan masyarakat sehingga mereka mengalami krisis identitas sebagai hamba Allah SWT, krisis keimanan serta moral. Pemikiran sekuler juga membuat masyarakat mendewakan akal dan hawa nafsu sebagai standar perbuatan. Sistem ini menanamkan nilai kesenangan materi sebagai ukuran kebahagiaan seseorang maka tidak heran apabila pelaku berselingkuh meski keluarganya sudah sempurna sekalipun.

Begitulah kapitalisme menciptakan lingkungan yang penuh godaan syahwat, media sosial dan iklan yang menstimulus hawa nafsu, platform digital yang membuka jalan bagi judi online, pinjaman online, perselingkuhan dan gaya hidup konsumtif. Rumah tangga yang semestinya menjadi benteng terakhir pembentukan individu yang berakhlak dan bersyaksiyah Islam kini tidak mampu berfungs kembalii. Keimanan yang harusnya menjadi rem atas tingkah laku akhirnya jebol dihujani berbagai godaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

18 − 12 =