Solusi Atasi Kenakalan Anak

Ilustrasi
MASA DEPAN suatu bangsa mutlak ada di pundak generasi muda. Bahkan sebuah peradaban bersandar pada generasi muda.
Maka, setiap bangsa akan mempersiapkan generasinya dengan maksimal dari berbagai aspek, mulai dari pendidikan, gizi, ekonomi, dan sebagainya.
Menengok kualitas generasi
Generasi adalah orang dalam rentang usia anak hingga menjelang dewasa. Anak-anak yang duduk di sekolah dasar, menengah dan atas, hingga kuliah merekalah generasi muda. Melihat realitas yang terjadi di tengah masyarakat, generasi muda kini menjadi sorotan tajam. Karena hal yang terekspos pada diri mereka adalah kedaruratan dari berbagai hal. Darurat narkoba, darurat pergaulan bebas, darurat bullying, dan berbagai tindakan menyimpang lain yang menorehkan cela di wajah generasi sebagai pengukir masa depan.
Fakta di atas itulah yang mendorong berbagai pihak melakukan terobosan-terobosan demi mengembalikan fitrah generasi sebagai penerus bangsa. Salah satunya terobosan dari gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mengirim anak-anak bermasalah ke barak militer. Mereka ditempa kedisiplinan, dibina untuk tertib dalam aturan, beribadah dengan rajin, dan menguatkan karakter bela negara. Meski menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat, tidak sedikit pihak yang mendukung. Di media sosial sendiri banyak penilaian positif yang dilontarkan setelah ratusan siswa telah berhasil dididik dan dikembalikan kepada orang tuanya.
Menyelami masalah generasi
Banyaknya permaslahan remaja atau generasi hari ini, bukanlah masalah yang parsial. Masalah remaja bisa dipastikan berkaitan dengan permasalahan lain yang lebih kompleks lagi. Misalnya remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas, penyebab awalnya karena pendidikan keluarga yang kurang kuat. Penanaman akidah dan ilmu pergaulan dari kedua orang tua yang belum diterima sang anak. Begitu pula dengan kondisi masyarakat yang semakin kurang dalam aspek perhatian terhadap hukum sosial dan pergaulan.
Kurangnya pemahaman terhadap hukum pergaulan atau sosial dan lemahnya pendidikan agama dalam keluarga tidak lepas dari pergeseran pemahaman masyarakat. Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, mestinya mengajarkan aturan-aturan pergaulan dalam Islam kepada anak-anaknya. Namun saat ini, pemahaman terhadap aturan Islam dalam pergaulan sudah bergeser, terkikis dan bercampur dengan pemahaman barat. Hal sederhana terlihat pada pergaulan remaja yang semakin bebas, campur baur antara laki-laki dan perempuan di sebuah pesta tidak dianggap hal yang salah. Begitu pula dengan batasan aurat yang tidak lagi berlandaskan pada Al-Quran, tapi pada norma kesopanan. Diperparah dengan akses internet tanpa batas, tanpa filter yang tegas, dan tren-tren budaya barat yang menyilaukan. Berawal dari itu semua pergaulan bebas akhirnya menyeret generasi pada lembah kehancuran.
Bagaimana dengan para remaja yang kecanduan tawuran atau tindakan kekerasan? Permasalahan ini pun pada dasarnya adalah cabang dari permasalahan lainnya. Yakni kurangnya perhatian dari orang tua, misalnya orang tua baik ayah dan ibu yang sama-sama sibuk bekerja. Sementara anaknya kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian. Lepasnya peran orang tua juga terkait dengan maslaah ekonomi yang menghimpit. Biaya hidup yang terus menanjak naik, memaksa peran ibu menjadi pencari nafkah juga.
Artinya permasalahan pada diri remaja tidak lepas dari permasalahan lain yang butuh penanganan yang benar pula. Karakter anak tidak akan kuat menancap jika tidak didukung oleh faktor-faktor lainnya, seperti keluarga, masyarakat, dan kondisi ekonomi serta pendidikan yang baik.
Islam mampu lahirkan generasi bersyakhsiyah
Sebagai muslim, seharusnya kita tidak bingung mencari solusi permasalahan hidup. Karena Islam telah Allah sempurnakan sebagai aturan yang Allah ciptakan untuk menjawab segala persoalan kehidupan. Sementara suri teladan pun telah Allah persiapkan dengan diutusnya Rasulullah saw di muka bumi. Tidak perlu repot melihat program di luar negeri, Islam sudah menunjukkan keberhasilannya melahirkan generasi emas yang menakjubkan.
Ideologi Islam dengan peraturannya telah melahirkan generasi emas yang gemilang. Hal ini terlihat ketika Islam menerapkan aturan yang sesuai fitrah dan menjaga keberlangsungan hidup setiap individu dan alam semesta. Misalnya Islam yang menjadikan alam sebagai hak milik umum, sehingga tidak ada privatisasi dan eksploitasi alam. Sepenuhnya hasil pengelolaan alam digunakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, termasuk pendidikan. Dengan pendanaan yang mencukupi inilah setiap individu diberikan kebebasan yang luas untuk mendapatkan pendidikan.