Sistem Islam Atasi Tingginya Angka Kematian Ibu

 Sistem Islam Atasi Tingginya Angka Kematian Ibu

Ilustrasi

EMPAT badan PBB dan Bank Dunia mengeluarkan sebuah laporan mengenai meningkatnya jumlah perempuan meninggal selama kehamilan atau melahirkan.

Berdasarkan laporan tersebut diperkirakan satu perempuan meninggal setiap dua menit selama kehamilan atau persalinan.

Tentu saja hal ini adalah persoalan yang serius dan mengkhawatirkan. PBB pun mengingatkan kepada para pemimpin dunia untuk bertindak mengakhiri kematian ibu. Salah satunya dengan menganjurkan agar memberi sistem perawatan kesehatan dan menutup kesenjangan sosial dan ekonomi yang melebar yang bisa berdampak pada kematian.

Solusi tersebut sebenarnya solusi utopis. Sebab sistem kehidupan sekarang yang menerapkan sistem kapitalisme, realitasnya kesehatan dikapitalisasi dan kemiskinan sulit dientaskan.

Sejatinya, data tingginya angka kematian ibu ini menunjukkan gagalnya sistem kapitalisme menyelesaikan persoalan angka kematian ibu.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa salah satu kesulitan ibu hamil adalah mendapat pemeriksaan kesehatan yang detail dan pemenuhan gizi. Akibat sulitnya akses atau tidak terpenuhinya biaya. Meskipun terdapat bantuan dari pemerintah, namun bantuan tersebut tidak penuh hingga melahirkan. Atau disediakannya layanan kesehatan gratis bagi warga miskin.

Walaupun demikian, realitasnya pelayanannya tidak se-optimal yang mandiri. Fasilitas kesehatan yang lengkap hanya ada di wilayah perkotaan besar dengan biaya yang tinggi. Masyarakat kecil jarang bisa menikmati fasilitas tersebut. Sehingga akhirnya, siapa yang mampu membayar, merekalah yang dapat menikmati fasilitas kesehatan.

Alhasil, tanpa jaminan kesejahteraan (jaminan pemenuhan kebutuhan pokok), layanan kesehatan yang murah dan kebijakan negara yang adil, tingginya angka kematian ibu (AKI) tidak akan selesai bahkan akan terus meningkat.

Islam Menuntaskan Masalah AKI

Dalam paradigma Islam, memandang bahwa layanan kesehatan termasuk pada ibu hamil dan persalinan adalah kewajiban negara. Terlebih lagi, hal ini berkaitan erat dengan masa depan generasi yang akan membangun peradaban yang mulia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 × 5 =