Shafiyyah binti Huyai Al Akhtab, Istri Nabi Saw dari Keturunan Yahudi
Ilustrasi
Peristiwa yang terjadi dengan para istri Rasulullah saw lainnya, diantaranya adalah Shafiyyah mendengar bahwa Hafshah mengatakan: “Putri seorang Yahudi”. Mendengar itu, ia pun menangis hingga Rasulullah Saw masuk menemuinya yang sedang menangis.
Beliau bertanya, “Apa yang terjadi denganmu?” Shafiyah berkata: “Hafshah mengatakan bahwa aku putri seorang Yahudi”. Maka Rasulullah Saw berkata kepadanya, “Sesungguhnya engkau adalah putri seorang Nabi, pamanmu seorang Nabi, dan engkau berada di bawah naungan seorang Nabi. Maka, dengan apa lagi engkau akan lebih berbesar hati.”
Beliau sendiri bersabda kepada Hafshah, “Bertakwalah engkau kepada Allah, wahai Hafshah.“
Keutamaan Shafiyah
Sayyidah Shafiyah rasosok yang jujur dalam perkataannya. Rasulullah Saw telah bersaksi membenarkan kejujurannya ketika istri-istri Nabi berkumpul menunggui beliau Saw yang sakit menjelang wafatnya.
Shafiyah berkata, “Demi Allah, sesungguhnya aku sangat ingin menanggung sakit yang kini engkau derita.” Para istri beliau saling memberikan isyarat dengan matanya. Maka Rasulullah Saw berkata, “Berkumurlah kalian”. Maksudnya, bersihkanlah mulut-mulut kalian dari ghibah.
Mereka bertanya, “Dari apa wahai Rasulullah?” Mereka berkata: “Dari sikap kalian yang saling memberikan isyarat dengan mata, demi Allah, sesungguhnya ia berkata dengan jujur.”
Shafiyah ra pun sangat bijaksana ketika memaafkan seseorang di kala ia mampu membalas. Pembantu wanitanya telah pergi menemui Umar bin Khaththab ra, dan berkata: “Sesungguhnya Shafiyah mencintai hari Sabtu dan berhubungan dengan Yahudi. ”
Umar lalu mengirimkan utusan untuk menanyainya tentang hal itu, maka Shafiyah berkata: “Adapun Sabtu, sesungguhnya aku tidak mencintainya sejak Allah menggantikannya dengan Jumat untukku. Tentang Yahudi, sesungguhnya aku memiliki hubungan kekerabatan dengan mereka, maka aku berhubungan dengan mereka.” Umar tidak menjawab.
Lalu Shafiyah berkata kepada pembantu wanitanya, “Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal itu?” Pembantu wanita itu berkata: “Setan”. Mendengar itu Shafiyah berkata: “Pergilah engkau, karena engkau kubebaskan.”
Shafiyah memiliki pemahaman yang dalam dan pengamatan yang sangat teliti. Beberapa orang berkumpul di ruangan Shafiyah, mereka berzikir dan membaca Al-Qur’an serta bersujud. Lalu Shafiyyah menyeru mereka: “Sujud dan membaca Al-Qur’an telah kalian lakukan, mana tangisannya?” Ia meminta mereka untuk khusyuk kepada Allah SWT dan takut dari (azab)¬Nya, dan inilah yang bisa menimbulkan air mata tangisan.
