Shafiyyah binti Huyai Al Akhtab, Istri Nabi Saw dari Keturunan Yahudi

 Shafiyyah binti Huyai Al Akhtab, Istri Nabi Saw dari Keturunan Yahudi

Ilustrasi

Mimpi yang Menjadi Kabar Gembira

Sebelumnya, Shafiyah pernah bermimpi melihat matahari turun dan jatuh di dadanya. Lalu ia menceritakan mimpi itu pada ibunya. Mendengar cerita itu, ibunya menampar pipinya dan berkata: “Sesungguhnya engkau akan menjulurkan lehermu agar menjadi istri penguasa Arab.” Luka memar bekas tamparan itu tetap ada di pipinya hingga ia dihadapkan pada Rasulullah Saw.

Ketika Beliau Saw menanyakan asal usul luka memar diwajahnya itu, maka ia menceritakan mimpinya itu. Semakin tinggilah kedudukan Shafiyah dalam hati beliau Saw ketika mendengar kabar gembira yang diberikan Allah SWT kepada Shafiyyah melalui mimpi yang baik itu.

Rasulullah Saw lalu membantunya menghilangkan kesedihan hatinya dan meringankan musibah yang dideritanya, serta memberitahukan bahwa Allah SWT telah menjadikan mimpi itu sebagai kenyataan.

“Apakah engkau sudi aku nikahi?”, Rasulullah membujuknya untuk mau menikah dengannya. Shafiyyah berkata: “Wahai Rasulullah, ketika masih musyrik aku sangat berharap akan hal itu, terlebih lagi jika Allah memungkinkan aku meraihnya dan aku sudah menjadi seorang muslim.” Maka beliau Saw memerdekakan dan menikahinya. Pembebasan diri Shafiyah menjadi maharnya.

Pernikahan yang Penuh Berkah

Rasululah Saw mengadakan pesta pernikahan di Khaibar atau di salah satu jalan di wilayah itu. Wanita yang merias Shafiyyah untuk Rasululllah Saw, menyisir rambutnya dan merapikannya adalah Ummu Sulaim binti Milhan, ibunda Anas bin Malik.

Rasulullah Saw bermalam bersama Shafiyah di kemah beliau, sedangkan Abu Ayub Khalid bin Zaid menghunus pedangnya guna menjaga dan meronda kemah Rasulullah Saw hingga pagi.

Ketika Rasulullah Saw melihat Abu Ayub di sekitar kemah, beliau bertanya, “Ada keperluan apa engkau wahai Abu Ayub?” Abu Ayub berkata: “Wahai Rasulullah, aku mengkhawatirkan dirimu dicelakai oleh wanita ini. Ia seorang wanita yang ayah, suami dan kaumnya telah engkau bunuh. Dan dia baru saja meninggalkan kekufuran. Karena itulah aku khawatir ia akan mencelakaimu.” Rasulullah Saw kemudian bersabda: “Ya Allah jagalah Abu Ayub, sebagaimana ia tidak tidur untuk menjagaku. “

Shafiyyah Tiba di Madinah

Ketika Shafiyah tiba di Madinah, ia singgah di rumah al-Harits bin Nu’man. Hal itu didengar oleh wanita kaum Anshar, maka mereka pun berdatangan ingin melihat kecantikan wajahnya.

Sayyidah Aisyah pun datang untuk menyelidik. Ketika ia keluar, Rasulullah Saw mengikutinya dan berkata: “Bagaimana pendapatmu tentang Shafiyyah, wahai Aisyah?” Maka Aisyah pun menjawab, “Ia seorang wanita Yahudi.” Rasulullah Saw berkata: “Janganlah engkau berkata seperti itu, karena ia telah masuk Islam, dan baik pula keislamannya.“

Rumah Kenabian

Ketika Shafiyah ra tinggal di antara istri-istri beliau yang lain dan menyertai mereka melayani Rasulullah Saw, timbullah kecemburuan pada sebagian mereka. Shafiyah menyadari hal itu, maka ia menghadiahkan sebagian perhiasan emas miliknya sebagai bentuk cinta kasihnya kepada mereka. Ia juga menghadiahkan benda serupa kepada Fathimah ra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 × four =