Seribu Santri Ikuti Ngaji Budaya dan Tradisi Islam Nusantara di Ponpes Al Mubaarok

 Seribu Santri Ikuti Ngaji Budaya dan Tradisi Islam Nusantara di Ponpes Al Mubaarok

Ngaji Budaya dan Tradisi Islam Nusantara di Pondok Pesantren Al Mubaarok Manggisan, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat (2/5/2025). [foto: kemenag.go.id]

Wonosobo (MediaIslam.id) – Sekitar seribu santri dan santriwati mengikuti kegiatan Ngaji Budaya dan Tradisi Islam Nusantara di Pondok Pesantren Al Mubaarok Manggisan, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat (02/05/2025).

Kegiatan yang digelar Kementerian Agama (Kemenag) ini menjadi bagian dari program tahunan Kemenag yang telah memasuki tahun ketiga, dan pertama kali digelar di pesantren.

Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi berharap, gelaran Ngaji Budaya di pesantren dapat menjadi pilar pembentukan masyarakat berbudaya.

“Bagi kita di Indonesia, budaya adalah ekspresi keberagamaan. Contohnya, agenda Nuzulul Qur’an bukan hanya bagian dari agama, tetapi juga telah menjadi bagian dari budaya,” ujar Zayadi, dikutip dari situs kemenag.go.id.

Zayadi menegaskan pentingnya sinergi antara agama dan budaya dalam kehidupan berbangsa dan beragama. Menurutnya, keduanya tidak bisa dipisahkan karena saling melengkapi satu sama lain. Kehadiran para santri, imbuhnya, tidak sekadar memperdalam ilmu agama, tetapi juga untuk merayakan peristiwa kebudayaan yang tumbuh dari nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat.

“Agama tanpa budaya menjadi kaku, sementara budaya tanpa agama akan kosong,” kata dia.

Zayadi juga menyampaikan tiga pesan utama dalam forum tersebut. Pertama, menjadikan budaya sebagai instrumen dakwah dan perekat sosial. Kedua, menjadikan pesantren sebagai pusat revitalisasi warisan Islam Nusantara. Ketiga, memastikan pesantren menjadi penyaring dan penjaga budaya yang strategis.

“Tradisi seperti maulidan, selamatan, hadrah, dan sebagainya adalah warisan kita yang harus terus dijaga,” ungkapnya.

Pimpinan Pondok Pesantren Al Mubaarok Manggisan, KH. Nur Hidayatulloh menambahkan, budaya adalah Al-tsaqafah, yaitu tatanan kehidupan yang terbentuk di tengah masyarakat.

“Tatanan itu menyangkut cara berpikir, cara bergaul, dan sikap terhadap lingkungan. Melalui kegiatan ini, santri mendapatkan wacana baru agar bisa lebih bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat,” jelasnya.

Acara ini juga turut dihadiri perwakilan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, pegawai Ditjen Bimas Islam, Kemenag Kabupaten Wonosobo, budayawan, dan masyarakat setempat.[]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

9 + eighteen =