Sembilan Negara Eropa Desak Israel Patuhi Perjanjian Gencatan Senjata dan Buka Perbatasan

 Sembilan Negara Eropa Desak Israel Patuhi Perjanjian Gencatan Senjata dan Buka Perbatasan

Slovenia (Mediaislam.id) – Sembilan negara anggota Uni Eropa yang berbatasan dengan Laut Mediterania menyerukan pembukaan seluruh penyeberangan ke Jalur Gaza dan mendesak implementasi penuh perjanjian gencatan senjata yang hingga kini terus dilanggar oleh Israel. Seruan itu disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Med 9 di kota pesisir Portorož, Slovenia, pada Senin (20/10).

Dalam konferensi pers usai pertemuan, Perdana Menteri Slovenia, Robert Golube, menekankan pentingnya menghentikan penderitaan warga sipil Gaza yang terjebak dalam blokade dan agresi berkepanjangan. “Negara-negara peserta menuntut pembebasan segera semua bantuan kemanusiaan yang ditujukan ke Gaza,” tegasnya. “Tidak ada pembenaran apa pun untuk mencegah bantuan itu mencapai warga sipil yang terkepung.”

Golube menyerukan agar pemerintah pendudukan Israel membuka seluruh penyeberangan, termasuk Rafah, guna menjamin aliran bantuan kemanusiaan tanpa hambatan. Ia juga menekankan pentingnya memastikan akses media internasional ke Gaza serta pengawasan langsung atas implementasi gencatan senjata di lapangan, bahkan melalui penempatan pengamat internasional bila diperlukan.

KTT tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Prancis, Siprus, Yunani, Kroasia, Italia, Malta, Slovenia, Spanyol, dan Portugal, bersama Raja Abdullah II dari Yordania dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Kepedulian Eropa di Tengah Kekerasan yang Terus Berlanjut

Seruan sembilan negara Eropa itu mencerminkan meningkatnya kekhawatiran komunitas internasional terhadap pelanggaran berulang Israel atas kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani 10 Oktober lalu. Hanya sehari sebelum konferensi berlangsung, serangan udara Israel di Gaza menewaskan 45 warga sipil Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, yang sedang berlindung di antara reruntuhan rumah mereka.

Kekerasan terbaru ini memicu kecaman luas dan memperkuat seruan global agar perjanjian gencatan senjata benar-benar dihormati. Banyak pihak menilai, Israel terus menggunakan alasan “insiden keamanan” untuk melanjutkan operasi militernya, meski perjanjian tersebut seharusnya menjamin penghentian serangan terhadap warga sipil.

Tekanan Diplomatik terhadap Tel Aviv

Pertemuan Med 9 berlangsung bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu—yang saat ini dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan—dengan utusan Amerika Serikat Steven Witkoff dan Jared Kushner di Tel Aviv.

Pertemuan itu memicu pertanyaan publik mengenai posisi Amerika Serikat yang hingga kini tetap menjadi penjamin utama Israel di tengah kritik keras dunia atas pelanggaran HAM di Gaza. Banyak analis menilai, hubungan erat Washington–Tel Aviv justru menjadi penghalang utama bagi implementasi nyata dari gencatan senjata.

Slovenia Jadi Contoh Keberanian Politik

Sebagai tuan rumah KTT dan pemegang presidensi bergilir Uni Eropa, Slovenia tampil menonjol dalam sikap tegasnya terhadap pelanggaran Israel. Negara ini mengakui Negara Palestina pada 2024 dan pada September lalu secara resmi melarang Netanyahu memasuki wilayahnya, mengacu pada surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh ICC.

Langkah Slovenia itu dianggap sebagai sinyal moral dan politik yang kuat bagi negara-negara Eropa lain untuk menegakkan keadilan dan hukum internasional. “Kami tidak bisa berbicara tentang hak asasi manusia sambil membiarkan rakyat Gaza mati perlahan di balik blokade,” ujar salah satu pejabat delegasi yang enggan disebut namanya.

Kemanusiaan yang Terlupakan

Di balik perdebatan diplomatik dan kalkulasi politik, jutaan warga Gaza terus hidup dalam situasi yang mengerikan. Mereka kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara listrik hampir tidak tersedia. Rumah sakit berjuang tanpa pasokan medis, dan ribuan pasien luka berat atau anak-anak malnutrisi menunggu izin keluar yang tak kunjung datang.

Bagi banyak keluarga, gencatan senjata yang diumumkan lebih dari sepekan lalu hanya ada di atas kertas. Suara bom masih terdengar, dan bau kematian belum pergi dari jalan-jalan Gaza.

Seruan sembilan negara Eropa di Portorož menjadi secercah suara moral di tengah diamnya banyak kekuatan besar dunia. Mereka menegaskan kembali bahwa blokade kemanusiaan adalah bentuk kekerasan yang sama berbahayanya dengan perang itu sendiri.

Namun tanpa tindakan nyata untuk memaksa Israel mematuhi perjanjian, seruan ini bisa kembali tenggelam dalam deru pesawat tempur dan tangisan anak-anak Gaza yang kehilangan keluarga mereka.

sumber: infopalestina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 × five =