Sejarah Panjang Permusuhan Yahudi terhadap Islam

 Sejarah Panjang Permusuhan Yahudi terhadap Islam

Pemukim ilegal Yahudi dibantu tentara Israel mengusir warga Palestina yang berdemo di Tepi Barat, Selasa (01/08). [foto: Anadolu]

Keterkatung-katungan identitas sebagai entitas yang tidak memiliki tanah air, membuat mereka menghayalkan untuk memiliki tanah air, berupa tanah yang dijanjikan, membuat Yahudi melakukan beragam cara diplomatik untuk mendapatkan tanah hayalan yang mereka sebut sebagai tanah yang dijanjikan.

Akhirnya setelah Deklarasi Balfour dan terjadinya genosida terhadap entitas Yahudi di Eropa oleh Nazi Jerman, terjadi migrasi besar-besaran bangsa Yahudi ke Palestina atas inisiasi dan proteksi Inggris.

Awal mula urusan migrasi besar-besaran bangsa Yahudi dari tanah Eropa ke Palestina tidak menimbulkan masalah, namun seiring berjalannya waktu, Yahudi kembali menunjukan watak aslinya sebagai bangsa yang rakus dan penjajah. Entitas Yahudi kemudian mendirikan negara Israel di tanah Palestina dan terus menerus melakukan perluasan pemukiman mereka ditanah Palestina yang membuat warga Palestina terusir dari tanah kelahirannya.

Sontak keadaan ini memantik api perlawanan dari kaum Muslimin Palestina. Hamas sebagai entitas muslim Palestina maju menghadapi aksi pendudukan Israel atas tanah Palestina. Perang antara Hamas Palestina dengan Yahudi Israel tidak dapat dihindari. Bentrok senjata masif terjadi dikedua belah pihak.

Hamas Palestina tak gentar menghadapi agresi militer Israel. Perlawanan bersenjata terus dilakukan, walaupun kekuatan persenjataan tidak berimbang, namun nampaknya perlawanan bersenjata yang dilakukan Hamas Palestina mampu membuat repot Yahudi Israel sehingga pihak sekutunya terus-menerus menyuntikan dana dan bantuan peralatan perang pada Israel. Tak tanggung-tanggung hingga Amerika dan Inggris mengambil posisi untuk membantu Israel dalam menghadapi Hamas Palestina.

Sedangkan Warga Palestina di Gaza hanya mendapat batuan kemanusiaan sekadarnya dari saudaranya seakidah di seluruh dunia dan bantuan doa saja. Sedangkan bantuan militer berupa perlengkapan perang dan senjata untuk menghadapi Yahudi Israel, nihil tak diperoleh. Hingga kadang sebuah katapel dijadikan sebagai senjata untuk melawan meriam Yahudi Israel.

Perlawanan Hamas untuk membebaskan tanah Palestina dari pendudukan Israel justru dicap sebagai aksi terorisme oleh Amerika dan sekutunya. Hingga Joe Biden sebagai Presiden Amerika hari ini menyatakan bahwa Hamas harus musnah, sehingga mereka yaitu Amerika dan sekutunya merasa legal untuk mengirimkan bantuan senjata kepada Israel untuk menghadapi perlawanan Hamas Palestina.

Padahal, Israel justru menggunakan seluruh peralatan perangnya untuk membunuhi seluruh warga Palestina yang ditemuinya secara sporadis, sebab ketidakmampuannya menundukan perlawanan Hamas dihadapannya.

Nampak jelas jika pada tataran faktanya Yahudi Israel tidak sendirian saat menghadapi Hamas Palestina. Ia mendapat dukungan dari negara adidaya saat ini yaitu Amerika serikat dan kelompoknya. Hal demikian sekaligus menunjukan jika Amerika telah memposisikan dirinya sebagai negara yang kelak akan berhadapan dengan Hamas dan kaum muslimin dari negeri-negeri Islam lainnya.

Walaupun hari ini kondisi umat Islam terpecah-belah sebab sekat nasionalisme dan ketakutan mereka terhadap intimidasi Amerika. Namun semangat perlawanan Hamas terhadap pendudukan Israel di tanah Palestina akan dapat memantik terjadinya persatuan kaum muslimin kembali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

10 − three =