Saatnya Gen-Z Melek Politik Islam

Ilustrasi
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,” (QS. Al-Baqarah: 30).
Menjadi khalifah fil ardh, berarti yang mewakili Allah ﷻ untuk mengatur dan mengelola bumi ini. Tentu tidak dengan peraturan lain selain peraturan dari Allah ﷻ semata, yang terwujud dalam Islam dan segenap syariatnya. Hari ini kita saksikan berbagai masalah dalam segala lini kehidupan tidak lain adalah akibat diabaikannya aturan dari Allah ﷻ dan justru menggantikannya dengan aturan buatan akal manusia yang serba terbatas.
Lebih jauh, kurangnya perhatian dan kesadaran politik generasi muda akan menjadi celah besar bagi mereka untuk jatuh ke dalam cengkeraman pembajakan sistem demokrasi-sekuler saat ini. Hanya dimanfaatkan suaranya dan justru mengubur potensi besarnya dalam mewujudkan perubahan hakiki menuju sistem Islam di masyarakat.
Melakukan aktivitas politik juga bukan bermakna harus dengan bergabung partai politik dan duduk di kursi parlemen sebagaimana mungkin banyak digaungkan. Sebab Rasulullah ﷺ pun pernah ditawari menjadi pemimpin dalam kekuasaan sistem jahiliyah oleh kafir Quraisy yang telah putus asa untuk menghentikan dakwah Islam.
Namun, ternyata Rasul menolaknya, dan menempuh metode umat untuk mewujudkan kekuasaan Islam. Melalui dakwah pemikiran dan menyeru umat untuk menjadikan Islam sebagai satu-satunya aturan hidup mereka. Kemudian didapati pertolongan itu datang dari penduduk Madinah yang menyerahkan kekuasaan kepada Rasulullah ﷺ dan berdirilah Daulah Islam di Madinah.
Peran Rasulullah ﷺ sebagai seorang negarawan, menunjukkan bahwa terdapat urgensi untuk mengganti sistem yang ada dan bukan hanya dengan ganti pemimpin semata. Inilah yang juga musti diemban oleh seluruh kaum muslimin hari ini. Menjadi pribadi-pribadi yang politis. Mengetahui setiap peristiwa dan perkembangan yang terjadi di tengah umat. Update bagaimana kondisi pemikiran, perasaan, dan aturan yang berlaku di antara mereka. Tidak lain untuk mewujudkan satu sistem yang sahih yang diridhai Allah ﷻ.
Gen-z harus terus mengkaji dan menyuarakan politik Islam. Mengkaji bagaimana pengaturan Islam soal kehidupan dan aktif menyampaikannya di tengah umat untuk segera mewujudkan opini umum tegaknya Islam. Melepaskan diri dari pembajakan potensi ala sistem demokrasi-sekuler, lantas segera beranjak mengerahkan segenap kemampuan untuk kebangkitan Islam. Hadanallahu waiyyakum. Wallahua’lam bish-shawaab. []
Muntik A. Hidayah, Koordinator BMIC Malang dan Pegiat Literasi.