Respons Tragedi Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny, MUI Dorong Evaluasi Gedung Pesantren
Sekjen MUI Dr Amirsyah Tambunan (tengah).
Jakarta (Mediaislam.id)- Majelis Ulama Indonesia (MUI) merespons tragedi ambruknya Gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, yang menyebabkan 66 santri meninggal dunia.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Amirsyah Tambunan mendorong pentingnya seluruh pihak mengevaluasi gedung-gedung pesantren yang ada di Indonesia.
“Dengan peristiwa ini, sebenarnya pemerintah harus mengevaluasi semua bentuk gedung-gedung, tidak hanya pesantren, tetapi juga bangunan-bangunan yang mana yang layak, mana yang kurang, karena ini kan sudah ada standar operasional prosedur yang harus diikuti oleh semua pihak tanpa kecuali, termasuk pesantren,” kata Amirsyah di Gedung MUI, Jakarta Pusat, Selasa (07/10/2025).
Amirsyah menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa yang menimpa para santri tersebut dan mendoakan seluruh korban meninggal dalam keadaan yang baik dalam kondisi ridha Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa atau husnul khatimah
“Karena itu lagi suasana shalat ya, masyaallah. Terus terang, saya sangat terharu dalam peristiwa ini, sangat prihatin. Mudah-mudahan ini tidak terulang ya,” ujar dia.
Amirsyah menegaskan peristiwa ini semestinya tidak terjadi di pondok pesantren yang mendidik generasi muda untuk menjadi penerus bangsa berkualitas di masa depan.
“Dari Sidoarjo ini bisa menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua. Dalam hal ini, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) perlu membina dan mengawasi semua pesantren yang ada 40 ribu lebih itu. Sudah sepatutnya dibutuhkan satu struktur birokrasi, karena tidak mudah mengawasi hal ini,” paparnya.
Ia menyarankan agar Kemenag mempertimbangkan untuk membentuk direktorat khusus kepesantrenan untuk memperbaiki tata kelola dan pengawasan puluhan ribu lembaga yang mendidik anak-anak bangsa tersebut.
“Saya sering menggunakan istilah ABGCM, ABGCM itu A itu Akademisi, B itu Businessman (wirausaha), G itu Government atau pemerintah, C itu community atau masyarakat, M itu media. Jadi ini merupakan pihak-pihak yang harus bersama-sama ikut melakukan upaya memperbaiki tata kelola kembali gedung-gedung atau ya pesantren lah, lembaga pendidikan, karena lembaga pendidikan ini menurut saya menentukan masa depan bangsa,” tuturnya. [ANTARA]
