Rencana Trump-Netanyahu Dinilai sebagai Formula untuk Agresi Berkelanjutan di Palestina

Gaza (Mediaislam.id) – Sekretaris Jenderal Jihad Islam, Ziyad an-Nakhala, mengecam pengumuman AS-Israel yang dibuat selama konferensi pers di Gedung Putih, menyebutnya sebagai “formula untuk mempertahankan agresi Israel terhadap rakyat Palestina.”

Dalam pernyataan pada Senin (30/9/2025), Nakhala mengatakan bahwa pengumuman Trump-Netanyahu mengenai Gaza merupakan cerminan lengkap dari posisi Israel.

“Israel berusaha memaksakan, dengan dukungan AS, apa yang gagal dicapainya melalui cara militer. Oleh karena itu, kami menganggap deklarasi AS-Israel sebagai resep untuk memicu konflik yang lebih luas di kawasan ini,” tambah pemimpin Jihad Islam tersebut.

Gedung Putih telah mengumumkan rencana gencatan senjata untuk Gaza, termasuk pemerintahan sementara yang diklaim dipimpin oleh Presiden AS Donald Trump dengan bantuan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.

Rencana 20 poin tersebut dirilis pada Senin malam oleh pemerintah AS selama konferensi pers bersama yang diadakan oleh Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seorang tersangka kejahatan perang yang dicari oleh Mahkamah Kriminal Internasional.

Rencana AS-Israel menyatakan bahwa jika pertempuran berakhir, Gaza akan berada di bawah kendali pemerintahan transisi yang dipimpin oleh Trump dan lainnya, termasuk mantan Perdana Menteri Inggris.

Menurut rencana, tawanan Israel yang masih ditahan di Gaza harus dibebaskan dalam waktu 72 jam. Rencana tersebut menyebutkan bahwa hal ini akan diikuti dengan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel.

Berbicara di Gedung Putih, Netanyahu mengatakan kepada Trump, “Saya mendukung rencana Anda untuk mengakhiri perang di Gaza yang mencapai tujuan perang kita.”

sumber: infopalestina