Rasulullah Saw, Pemimpin yang Mahir Menghibur Hati Rakyat

Ilustrasi: Kaligrafi Muhammad Saw di Masjid Hagia Sopia, Istanbul.
Gambaran itu membangunkan mereka terbangun dari ketidaksadaran mereka, dan Rasulullah Saw jelas nampak di hadapan mereka. Mereka sadar bahwa mereka terpeleset dalam kesalahan yang seharusnya tidak mereka alami. Kemudian tenggorokan mereka bergetar oleh tangisan dan jenggot mereka basah oleh air mata dan berkata; “Kami rida dengan Rasulullah sebagi bagian kami,”
Pembaca yang budiman, kadang seorang kepala negara perlu mengambil sikap yang tidak populer atau bahkan bertentangan dengan norma logika tiada lain demi sebuah kemaslahatan yang lebih tinggi yang bisa dilihatnya. Hal ini menimbulkan persangkaan bahwa kepala negara menahan kebaikan dari orang yang menyangka memiliki hak atas kebaikan tersebut.
Dalam kondisi seperti itu, dia mesti menjelaskan kepada orang yang merasa dirugikan jenis kemaslahatan yang ingin diraihnya melalui keputusan yang diambilnya tersebut. Dia pun harus menghibur hati mereka, karena terhimpunnya hati menjadi sebuah keuntungan yang paling berharga bagi kepala negara.
Rasulullah Saw telah melakukan hal itu dengan menghendakinya. Maka Rasulullah Saw tidak pernah melihat kemarahan atau keluhan atau ketidakridaan dari rakyatnya atas sebuah situasi atau sikap kecuali beliau segera menjelaskannya dan menghibur hati rakyatnya. Wallahu a’lam bisshawab. []
(Shodiq Ramadhan)