Rabi’ bin Amir dan Kemerdekaan Sejati

 Rabi’ bin Amir dan Kemerdekaan Sejati

Ilustrasi

Para pengawal Rustum pun berkata kepadanya, “Apa yang mendorongmu bersikap demikian?” Rabi’ menjawab, “Kami tidak suka duduk di atas perhiasan kalian ini!” Maka mulailah Rustum berbicara dengan Rabi’ bin Amir. Rustum bertanya, “Apa yang membawamu kemari?” Rabi’ menjawab:

“Sesungguhnya Allah mengirim kami untuk mengeluarkan hamba dari penyembahan kepada hamba menuju penyembahan kepada Allah, dari kesempitan dunia menuju kelapangannya, dan dari kezaliman berbagai agama kepada keadilan Islam. Dia mengirim kami membawa agamanya untuk kami ajak manusia kepada-Nya. Barang siapa yang menerimanya, maka kami akan kembali; membiarkan dirinya dan negerinya untuk diatur olehnya; bukan oleh kami. Tetapi barang siapa yang menolaknya, maka kami akan memeranginya selama-lamanya sampai kami memperoleh janji Allah.”

Rustum berkata, “Apa janji Allah itu?” Ia menjawab, “Yaitu surga bagi orang yang meninggal dunia dalam memerangi mereka yang menolak itu dan kemenangan bagi yang masih hidup.”

Rustum berkata, “Saya telah mendengar kata-kata Anda, maka bolehkah Anda menunda tawaran ini agar kami berpikir dan Anda pun menunggu?” Rabi’ menjawab, “Ya. Berapa hari yang kamu mau; sehari atau dua hari?” Rustum menjawab, “Tidak, bahkan sampai kami mengirim surat kepada orang-orang berpengalaman di antara kami dan kepada para tokoh kami.”

Ketika itu Rustum mencoba mengadakan pendekatan kepadanya dan mencoba menolak tawaran itu, maka Rabi’ berkata, “Sesungguhnya termasuk hal yang ditetapkan Rasulullah Saw dan dipraktikkan oleh para pemimpin kami adalah tidak membiarkan musuh di luar pengetahuan kami dan tidak memberikan kesempatan kepada mereka lebih dari tiga hari. Kami akan datang kepada kalian selama tiga hari, maka silahkan pikirkan urusan kamu dan mereka, dan pilihlah satu di antara yang tiga setelah habis waktunya; pilih Islam sehingga kami akan biarkan engkau dan negerimu, membayar jizyah sehingga kami terima darimu dan membiarkan dirimu, dan jika engkau tidak membutuhkan bantuan kami, maka kami biarkan dirimu, namun jika engkau membutuhkannya, maka kami akan membelamu, atau engkau memilih perang perang pada hari keempatnya.

Kami tidak akan memulainya antara hari ini dengan hari keempat kecuali jika engkau memulainya. Saya menjadi penjaminmu terhadap para sahabatku dan semua orang yang nanti engkau lihat.” Rustum berkata, “Apakah engkau pemimpin mereka?” Rabi’ menjawab, “Bukan. Akan tetapi kaum muslimin seperti satu jasad; satu dengan yang lainnya; dimana yang bawah dari mereka melindungi yang atas.” Setelah itu, Rabi’ pun meninggalkan ruang pertemuan di Istana Rustum tersebut.

Kekaisaran Kisra pada akhirnya tidak memilih opsi pertama dan kedua. Sehinga pasukan kaum Muslimin yang berjumlah 30 ribu orang terpaksa berhadapan dengan 120 ribu pasukan Kisra. Pertempuran terjadi dengan sengit selama tiga hari dan atas pertolongan Allah SWT perang berakhir dengan kemenangan kaum muslimin. Dalam pertempuran itu Rustum mati terbunuh.

Pasukan Islam akhirnya benar-benar memerdekakan penduduk Persia dengan kemerdekaan yang hakiki sebagaimana diungkapkan Rabi’ kepada Rustum. []

Shodiq Ramadhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

fourteen + 10 =