Prancis Larang Atletnya Berjilbab di Ajang Olimpiade 2024, Ketua MUI: Islamofobia!

Sudarnoto Abdul Hakim
Jakarta (MediaIslam.id) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sudarnoto Abdul Hakim menyebutkan, tindakan pemerintah Prancis yang melarang warganya untuk menggunakan hijab di ajang Olimpiade 2024 benar-benar tidak terhormat.
“Tindakan pemerintah Prancis itu benar-benar tidak terhormat, merusak prinsip prinsip Prancis yang liberty, legality, fraternity, dan merusak hak-hak dasar beragama umat Islam,” ungkap Sudarnoto dalam keterangannya, Rabu (07/08/2024).
Menurut Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional itu, larangan penggunaan hijab bagi umat Islam termasuk Islamofobia. Menurut resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kata dia, tindakan semacam itu harus diperangi.
“Tindakan ini juga merusak prinsip-prinsip demokrasi yaitu menghormati kaum minoritas,” katanya.
Menurutnya, untuk alasan apapun pemerintah Prancis tidak boleh mendiskriminasi dan memperlakukan seorang Muslim secara negatif, dan seharusnya mereka memberikan serta melindungi hak-hak dasar warga. Dia menilai, ini bukan pertama kali pemerintah Prancis menunjukkan sikap islamofobia.
Menurut pemberitaan media, kontroversi terkait pelarangan pemakaian hijab bagi atlet asal Perancis di Olimpiade Prancis ini muncul setelah Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera melarang penggunaan hijab untuk atlet Prancis di Olimpiade 2024.
Amelie menyatakan bahwa tidak boleh ada atlet tuan rumah yang memakai hijab selama ajang berlangsung. Dia menilai, langkah tersebut untuk mencegah ‘proselytism’, yaitu tindakan mengajak orang lain untuk mengikuti ajaran agama atau sikap politik tertentu dengan gaya hidup sehari-hari.
“Terdapat pelarangan terhadap segala bentuk ‘proselytism’, karena netralitas pelayanan publik bersifat absolut,” ujarnya.
Menanggapi larangan tersebut, organisasi non-pemerintah Amnesty International langsung mengeluarkan kecaman.
“Larangan penggunaan hijab di Olimpiade 2024 tersebut melemahkan upaya menjadikan olahraga lebih inklusif dan membuktikan bahwa atlet Muslim berhijab di Prancis akan terus mendapat diskriminasi,” ujar mereka.