Peringati Milad ke-34, ICMI Komitmen Kawal Arah Pembangunan

Ketua Umum ICMI Arif Satria.
Jakarta (MediaIslam.id) – Bertepatan dengan peringatan Milad ke-34 dan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) 2024, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menyatakan komitmennya untuk mengawal arah pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.
Ketua Umum ICMI Arif Satria mengatakan, komitmen tersebut akan diwujudkan oleh pada cendekiawan Muslim Indonesia dengan mengambil peran strategis melalui pemanfaatan tiga game changer utama demi mewujudkan Indonesia Emas, yakni bonus demografi, revolusi industri 4.0, dan perubahan iklim.
“ICMI harus memimpin respons terhadap perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, blockchain, dan data sains. Untuk itulah, ICMI harus mewakafkan sumbangan pemikiran. Kita harus memastikan teknologi ini membawa manfaat yang adil, etis, dan bertanggung jawab untuk masyarakat,” kata Arif dalam keterangannya, Ahad (15/12/2024),
Rektor IPB University itu menyoroti perlunya dialog lintas sektor untuk menjawab tantangan besar itu, termasuk posisi agama dalam menghadapi teknologi yang berkembang pesat.
Arief lalu mengapresiasi perhatian dan sumbangsih pemikiran dari dua tokoh besar yakni Dr Mahathir Muhammad dan Prof Emil Salim.
“Kami menyampaikan penghargaan atas sumbangsih pemikiran dari tokoh Mahathir Muhammad yang berbicara terkait perkembangan teknologi dan Emil Salim mengenai etika terkait kecerdasan buatan dalam kesempatan ini. Pandangan-pandangan dari kedua tokoh tersebut menjadi inspirasi bagi ICMI untuk lebih serius mengawal isu ini,” kata dia.
Pada Milad ke-34 itu, ICMI juga meluncurkan 12 milestone atau titik pencapaian strategis sebagai pijakan menuju visi Indonesia Emas 2045.
Sejumlah milestone strategis tersebut di antaranya adalah pembangunan gedung kantor baru ICMI, database kartu anggota ICMI, Desa Cendekia sebagai model pemberdayaan masyarakat berbasis inovasi, ekspansi organisasi wilayah (Orwil) ICMI di lima negara baru, layanan zakat, infak, dan sedekah (LazisMI).
ICMI memprioritaskan pembangunan sektor pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, dan energi dalam rangka mendukung Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.
“Saatnya umat Islam menjadi penggerak perubahan global yang tidak hanya relevan secara teknologi, tetapi juga berlandaskan etika dan keadaban,” kata Arif.[]