Perhatian Umar bin Khathab terhadap Bahasa dan Sastra Arab

 Perhatian Umar bin Khathab terhadap Bahasa dan Sastra Arab

Ilustrasi

Ketika syair merupakan asal dari pembicaraan orang Arab –sebagaimana diriwayatkan dari Umar sendiri–, maka Umar sangat memperhatikannya, baik ketika masih di zaman jahiliyah maupun ketika sudah masuk Islam.

Mengenai hal ini, diriwayatkan darinya bahwa ia ia mengatakan, “Syair adalah ilmu suatu kaum yang tiada ilmu lain yang lebih sahih darinya. Ketika lslam datang, orang Arab melupakannya karena sibuk berjihad, menyerang Persia dan Romawi. Mereka pun melupakan syair dan periwayatannya. Ketika Islam telah berkembang dan terjadi banyak perluasan wilayah dan orang Arab banyak mendapat kemenangan, mereka kembali meriwayatkan syair. Namun mereka tidak menemukan diwan (karya sastra) yang terbukukan ataupun kitab yang sudah ditulis, maka mereka pun menyusunnya. Orang-orang Arab telah habis karena kematian dan pembunuhan. Maka mereka pun hanya hafal sedikit dari itu dan hilang dari mereka bagian terbesarnya.”

Umar mengarahkan ucapannya kepada orang Arab seluruhnya. la mengatakan, “Riwayatkanlah dari syair-syair itu yang paling terhormat, dan dari pembicaraan yang paling baik. Bagusnya syair menunjukkan kemuliaan akhlak dan mencegah dari dosa-dosanya.”

la menulis surat kepada Abu Musa Al-Asy’ari, “Perintahkanlah orang mempelajari syair, karena hal itu menunjukkan keluhuran akhlak, kebenaran pendapat dan mengetahui nasab-nasab.”

Karena itu semua, diriwayatkan dalam kitab-kitab sejarah bahwa tidak ada suatu perkara yang disampaikan kepada Umar kecuali ia akan membuatkan sebuah bait syair mengenainya. []

Sumber: Dr. Muhammad Fathi, Al-Qiyadah fil Islam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four × 3 =