Pentingnya Hijrah dan Istiqamah agar Husnul Khatimah

 Pentingnya Hijrah dan Istiqamah agar Husnul Khatimah

Ilustrasi

Lalu mulailah kita memperbanyak kebiasaan yang baik, yang mendatangkan pahala. Apa itu? Tidak lain semua kebiasaan yang bermuara pada ketaatan kepada Allah SWT.

Tentang taat kepada Allah SWT, Malik bin Dinar rahimahulLaah berkata:

إتخذ طاعة الله تجارة تأتيك الأرباح من غير بضاعة

Jadikanlah ketaatan kepada Allah sebagai ‘perniagaan [bisnis]’ yang mendatangkan laba [keuntungan] tanpa [harus menjual] barang dagangan) (Ibnu Hibban, Rawdhah al-’Uqalaa, hlm. 63).

Laba/keuntungan dari “bisnis” dalam bentuk ketaatan kepada Allah SWT ini tidak lain berupa surga yang luasnya seluas langit dan bumi (lihat: QS Ali Imran [3]: 133).

“Bisnis” dalam bentuk ketaatan kepada Allah SWT inilah yang merupakan “bisnis” yang tidak akan pernah merugi sekaligus bakal menyelamatkan pelakunya dari azab yang pedih di akhirat (Lihat: QS ash-Shaff [61]: 10).

Saat seorang Muslim menjadikan taat kepada Allah SWT sebagai kebiasaan baiknya, ia tak akan disibukkan dengan maksiat. Kalaupun dia—sebagai manusia—tak lepas dari dosa, ia selalu berusaha untuk banyak bertobat. Tak pernah menunda-nunda. Maka dari itu, banyak bertobat pun menjadi salah satu kebiasaan baiknya.

Dalam hal ini, tentu benar apa yang dinyatakan oleh Imam Ibnu Rajab rahimahulLaah:

تأخير التوبة في حال الشباب قبيح، ففي حال المشيب أقبح و اقبح

Menunda-nunda tobat saat usia muda itu sangat buruk. Jauh lebih buruk lagi menunda-nunda tobat saat usia sudah tua (Ibnu Rajab, Lathaa’if al-Ma’aarif, 737).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 × 4 =