Para Pengembara

Ilustrasi
KITA hidup di dunia ini ibarat pengembara. Dunia bukan rumah kita. Rumah kita di akhirat. Entah, kelak di surga atau neraka, akhirnya semuanya tergantung amal kita. Tergantung investasi kita saat ini.
Apa yang dititipkan kepada kita di dunia, pasti akan kita tinggalkan. Istri, anak, rumah, kendaraan, bahkan jabatan. Semuanya pasti akan kita tinggalkan.
Dunia memang bukan milik kita. Apa yang ada pasti akan kita tinggalkan. Maka, ketika Allah mencintai hamba-Nya, Allah akan tanamkan cinta kepada akhirat, dan tidak ada perasaan kepada dunia. Sebaliknya, ketika Allah benci kepada hamba-Nya, maka dia akan gila pada dunia, dan melupakan akhirat.
Harta, tahta dan wanita semua dia kumpulkan seolah tak akan pernah mati. Dia melakukan berbagai kezaliman dan penindasan untuk mempertahankan semuanya. Akhirnya, kematian menghentikan dan menyumbat mulut dan menutup matanya. Dia hanya menjadi onggokan bangkai.
Simak kata-kata Sayyidina Ali:
لا دار للمرء بعد الموت يسكنها
إلا التي كانت قبل الموت يبنيها
Tak ada tempat (rumah) bagi seseorang setelah kematiannya yang kelak akan dia tempati, kecuali tempat (rumah) yang dia bangun sebelum kematiannya.
Apa yang kita bangun sebelum mati, yaitu amal shalih, itulah satu-satunya yang akan menemani kita setelah kematian kita.
اللهم اختم لنا بحسن الخاتمة
Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan akhir yang baik, dalam keadaan melakukan ketaatan kepadaMU.[]
KH Hafidz Abdurrahman, Pengasuh Ma’had Wakaf Syaraful Haramain