P3M UNAS Rilis Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran, Soroti Enam Isu Strategis
Jakarta, Mediaislam.id–Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat Universitas Nasional (P3M UNAS) merilis hasil kajian berjudul “Refleksi Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran” yang menyoroti capaian dan berbagai persoalan penting selama satu tahun pertama kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Kajian tersebut menilai pelaksanaan 17 program prioritas pemerintah, dengan menekankan perbandingan antara janji kampanye dan realitas yang dirasakan masyarakat. Berdasarkan pendekatan kualitatif terhadap data kebijakan, laporan lembaga, serta dokumentasi media sepanjang satu tahun terakhir, P3M UNAS menemukan sejumlah persoalan mendasar yang perlu segera dibenahi.
Ketua Tim Kajian P3M UNAS, Dr. Robi Nurhadi, mengatakan bahwa refleksi ini merupakan bentuk tanggung jawab akademik untuk memberikan masukan objektif kepada pemerintah. “Evaluasi ini tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan, melainkan untuk memperkuat arah kebijakan agar sesuai dengan amanah perubahan yang diharapkan rakyat,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Minggu (19/10).
Salah satu catatan utama yang disampaikan P3M UNAS adalah soal belum tercapainya target pertumbuhan ekonomi sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen pada 2025, namun data Badan Pusat Statistik hanya mencatat angka 5,12 persen pada kuartal II-2025. Bank Dunia bahkan memperkirakan pertumbuhan Indonesia hanya sekitar 4,8 persen untuk 2025–2026. Kondisi ini menunjukkan perlunya kebijakan ekonomi yang lebih berpihak kepada rakyat dan pasar, bukan kepada kepentingan oligarki.
Selain itu, program Koperasi Merah Putih (KMP) yang digagas sebagai instrumen pemerataan ekonomi rakyat juga mendapat sorotan. P3M menilai pelaksanaannya masih bersifat top-down dan belum dirasakan manfaatnya secara signifikan di daerah. Pemerintah diharapkan mendorong KMP sebagai gerakan ekonomi rakyat yang tumbuh dari bawah, bukan semata proyek pemerintah.
Catatan berikutnya berkaitan dengan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang meskipun mendapat apresiasi internasional, dinilai masih bermasalah dalam pelaksanaan. P3M mencatat adanya persoalan kualitas gizi, transparansi anggaran, serta indikasi pelaksanaan yang tidak tepat sasaran. Kajian tersebut merekomendasikan perbaikan menyeluruh, termasuk restrukturisasi tim pelaksana agar program ini benar-benar menjadi investasi masa depan generasi muda.
P3M juga menyoroti persoalan di sektor keamanan setelah munculnya Tragedi Akhir Agustus 2025 yang dinilai mencerminkan perlunya reformasi menyeluruh. Pembentukan dua Tim Reformasi Kepolisian dianggap justru menimbulkan dualisme yang dapat menurunkan kepercayaan publik. Presiden diminta menuntaskan reformasi sektor keamanan secara terpadu dan memastikan seluruh proses bebas dari kepentingan politik.
Dalam bidang hubungan luar negeri, Presiden Prabowo disebut telah berhasil mengembalikan posisi Indonesia di pentas global melalui pidatonya di Sidang Umum PBB. Namun, kehadiran diplomatik tersebut dinilai masih bersifat seremoni dan perlu diperkuat dengan peran substantif dalam isu-isu kemanusiaan dan perdamaian dunia. P3M merekomendasikan agar Presiden didampingi oleh pejabat dan utusan luar negeri yang berpengalaman serta memiliki kemampuan diplomasi yang kuat.
Sementara itu, pembentukan kabinet dengan jumlah menteri yang besar juga menjadi sorotan tersendiri. P3M menilai kabinet yang “tambun” tidak sejalan dengan kondisi ekonomi nasional dan justru menimbulkan kesan tidak efisien. Sejumlah menteri disebut tidak menunjukkan kompetensi yang memadai, sehingga perombakan kabinet dinilai perlu dilakukan demi efektivitas pemerintahan.
Dr. Robi Nurhadi menegaskan bahwa hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi masukan konstruktif bagi Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran dalam menyusun kebijakan pada tahun kedua pemerintahan. “Kepada rakyat dan negara kami berbakti, kepada Tuhan Yang Maha Kuasa kami mengabdi,” ujarnya menutup pernyataan.*
