Nusaibah, Mujahidah Tangguh dalam Perang Uhud

 Nusaibah, Mujahidah Tangguh dalam Perang Uhud

Ilustrasi

Al-Ustaz Basyamil melanjutkan, demikian juga para laki-laki pada masa itu tidak bisa dibandingkan dengan para pasukan laki-laki saat ini, jika dilihat dari semangat perjuangan, keistikamahan, menjaga diri dan keberanian mereka.

Para sahabat yang ikut serta dalam perang Uhud adalah manusia pilihan di antara umat ini, mereka adalah simbul kemuliaan dan semangat juang, lambang kekuatan dan keistikamahan. Maka tidak sah menjadikan keikutsertaan para sahabat perempuan dalam perang Uhud dijadikan sebagai kaedah yang kemudian dijadikan sebagai dasar qiyas (analogi) jika dilihat dari perspektif syariat Islam, untuk menerapkan wajib militer bagi perempuan pada zaman ini; perempuan berperang bersama dengan laki-laki (sebagai salah satu unsur utama dari beberapa unsur ketentaraan). Qiyas dalam kondisi seperti ini adalah qiyas ma’a al-fariq (analogi kontradiksi), dengan demikian maka qiyas tersebut adalah qiyas batil secara mutlak.[]

Shodiq Ramadhan, disadur dari kitab Sirah Nabawiyah, karya Prof Dr Ali Ash Shalabi

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one + 1 =