MUI Sumut Luncurkan Kalender Hijriah

Medan, Mediaislam.id–Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara terus menunjukkan konsistensinya dalam penerbitan kalender Hijriah, dengan tahun ini menandai 15 tahun peluncurannya.
Kalender yang sangat dinantikan oleh masyarakat Muslim ini diresmikan oleh Wakil Ketua Umum MUI Sumut, Ustadz Dr. Arso, dalam sebuah acara yang berlangsung meriah di Medan.
“Alhamdulillah, MUI Sumatera Utara sudah 15 tahun meluncurkan kalender Hijriah. Kalender ini sangat penting diketahui oleh masyarakat Islam karena di dalamnya terkait dengan ibadah,” ujar Ustadz Dr. Arso dalam sambutannya dilansir lama Muisumut.or.id, Jumat (28/6/2024).
Ustaz Arso menegaskan kalender Hijriah bukan hanya sekadar catatan sejarah atau panduan untuk transaksi muamalah, tetapi juga sangat krusial dalam menentukan hari-hari penting bagi ibadah umat Islam, seperti awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
Dr. Arso juga menjelaskan bahwa kalender ini berperan penting dalam membantu umat Islam mengetahui hari-hari penting dalam syariat, termasuk waktu puasa dan hari raya. Perhitungan hisab awal bulan Qamariah yang diterapkan dalam kalender ini menjadi panduan yang akurat karena menyangkut pelaksanaan ibadah yang harus tepat waktu.
Peluncuran kalender ini selaras dengan Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 yang mengatur penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dengan metode rukyah dan hisab untuk seluruh umat Islam di Indonesia. Fatwa ini memberikan landasan yang kuat bagi peluncuran kalender Hijriah setiap tahunnya.
“Peluncuran kalender Hijriah ini adalah momen penting yang harus kita hidupkan. Alhamdulillah, MUI Sumatera Utara setiap peringatan satu Muharam selalu meluncurkan kalender ini,” jelas Dr. Arso.
Tahun ini, peluncuran dilakukan pada tanggal 2 Muharam karena padatnya jadwal Ketua Umum, namun hal tersebut tidak mengurangi makna dari acara ini.
Dengan peluncuran kalender Hijriah yang terus berlanjut, MUI Sumatera Utara berharap dapat terus membantu umat Islam dalam menjalankan ibadah dengan lebih baik dan tepat waktu, serta menjaga tradisi yang telah berlangsung selama 15 tahun ini.*