MUI Diminta Waspadai Anthropic Generative AI, Pengamat: Dakwah Bisa Dibuat Mesin

 MUI Diminta Waspadai Anthropic Generative AI, Pengamat: Dakwah Bisa Dibuat Mesin

Andi Widjajanto (kanan)

Jakarta (Mediaislam.id) – Pengamat Intelijen, pertahanan dan keamanan siber, Andi Widjajanto, meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mewaspadai ‘anthropic generative’ Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Andi menjelaskan anthropic generatif AI merupakan mesin yang dapat memerintahkan algoritma untuk melakukan banyak hal. Salah satunya bisa saja dakwah yang benar-benar dibuat oleh mesin.

Andi mengatakan, sebuah laporan di bulan ini, pertama kalinya terdapat 30 entitas pemerintah dan bisnis mendapatkan serangan siber yang dikendalikan bukan manusia, melainkan oleh mesin.

“Jadi anthropic generative AI yang berkembang, bisa saja dakwah di ruang digital tidak dibuat ulama, tapi benar-benar oleh mesin,” kata Andi usai menjadi narasumber dalam Pleno II Munas XI MUI di Mercure Convention Center Ancol, Jakarta Utara, Kamis (20/11/2025) malam.

Baca juga: Gubernur Lemhanas Minta Ulama MUI Dorong Semangat Ideologis Kebangsaan

Mantan Gubernur Lemhanas itu mengatakan anthropic generative AI bisa secara otomatis memproduksi dakwah yang disebar setiap hari atau pada hari tertentu seperti hari Jumat yang sasarannya umat Islam. Sementara hari Ahad, mereka memproduksi untuk menargetkan umat Kristen Katolik.

“Tantangan bukan hanya kepada organisasi keagamaan seperti MUI melainkan untuk sebagian besar aspek kehidupan kita. Kayaknya gak ada pilihan, MUI juga harus menyiapkan regenerasi digital,” ujarnya.

Dia menegaskan era pemuka agama atau ulama harus melek digital agar tidak asing dengan perkembangan teknologi. Dia menyarankan agar MUI membuat kurikulum atau pelatihan khusus terkait pemahaman bagaimana AI bekerja.

Menurut Andi, hal itu sangat penting dilakukan untuk menjadi salah satu fondasi yang kuat untuk bergerak ke depan. Andi mengingatkan dinamika geopolitik maupun nasional yang cepat akan memunculkan goncangan-goncangan untuk Indonesia ke depan.

“MUI sebagai institusi yang mengawal nilai religi dan spiritualitas, bisa memberikan arahan ke depan, sehingga kita bisa lolos ‘tepi jurang’,” ungkapnya.

Dia mengingatkan sejumlah potensi ke depan yang terbagi ke beberapa variabel seperti variabel global, teknologi, dan kemungkinan dinamika politik ekonomi di Indonesia.