MUI Ajak Masyarakat Berempati Atas Musibah Ponpes Al-Khoziny

 MUI Ajak Masyarakat Berempati Atas Musibah Ponpes Al-Khoziny

Jakarta (Mediaislam.id) – Musibah runtuhnya Mushala Pondok Pesantren Al Khoziny yang terjadi beberapa waktu lalu adalah duka bagi semua pesantren di Indonesia.

Wasekjen MUI, Nyai Badriyah Fayumi mengajak kepada masyarakat untuk berempati, karena sejatinya tidak ada satupun manusia yang menginginkan adanya musibah.

“Siapapun tak ada yang menginginkan musibah yang demikian berat ini terjadi. Oleh karena itu, mari berikan empati dan dukungan kepada keluarga besar Al Khoziny dan semua Pesantren yang telah mendidik anak-anak bangsa tanpa memandang sosial ekonomi selama berabad-abad, tanpa meminta fasilitas negara,” ujar Nyai Badriyah Fayumi dikutip dari MUIDigital, Rabu (8/10/25).

Menurutnya, yang terjadi pada Pondok Pesantren Al Khoziny saat ini adalah sebuah duka yang mendalam bagi seluruh Pesantren di Indonesia.

“Pesantren itu كالجسد الواحد. seperti tubuh yang satu. Derita yang dialami satu pesantren adalah derita semua pesantren,” tuturnya.

“Musibah yang dialami oleh santri dan pesantren Al Khoziny adalah duka mendalam bagi seluruh pesantren di Indonesia, santri, dan keluarganya,” ungkapnya menambahkan.

Melalui kejadian ini, Nyai Badriyah meminta agar negara mampu hadir membersamai tumbuh kembang pesantren sebagai lembaga pendidikan yang telah mendidik anak bangsa. Dia juga mengingatkan negara untuk melaksanakan amanat undang-undang pesantren yang telah disahkan.

“Musibah yang terjadi di Al Khoziny adalah momentum kita untuk muhasabah, mengambil hikmah dan memperbaiki diri. Negara perlu hadir untuk pesantren dan melakukan fasilitasi,” tuturnya.

Selain itu dia juga mengatakan bahwa Pesantren adalah lembaga pendidikan yang telah tulus dan ikhlas hadir membersamai negara bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Pesantren telah memiliki banyak kontribusi dalam mencerdaskan anak bangsa dan juga menjaga negeri ini.

“Pesantren yang telah tulus dan ikhlas berjuang mencerdaskan anak-anak bangsa sekaligus menjaga tanah bakti dan mempertahankannya dengan darah dan nyawa berabad-abad sebelum Indonesia merdeka,”. kata beliau.

” Semangat pengabdian untuk pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat yang tulis imas sudah dibuktikan selama berabad-abad oleh pesantren harus terus hidup dan berkembang tidak patah oleh musibah,” imbuhnya.

Dia berharap agar semua pihak dapat menyikapi musibah ini dengan bijak dan tepat. Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa MUI mengapresiasi keluarga korban yang menunjukkan kematangan spiritual yang luar biasa dalam menghadapi musibah besar ini.

“Kami juga mendoakan agar Al Khoziny senantiasa bersabar dalam menjalani hari-hari yang berat dan tidak mudah ini. Semoga semua pihak dapat mengambil hikmah dari musibah ini,” kata dia.

Sementara itu, di lokasi terpisah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan seluruh jenazah korban reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur telah ditemukan oleh tim SAR gabungan.

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Budi Irawan dalam konferensi pers yang diikuti dari Jakarta, Selasa, mengatakan total ada sebanyak 63 jenazah berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian.

“Seluruh jenazah sudah ditemukan. Dari total itu, 61 dalam kondisi utuh dan ada tujuh berupa potongan tubuh,” kata Budi di hadapan para pewarta di posko tanggap darurat di halaman Ponpes Al Khoziny.

Dia menjelaskan, berdasarkan hasil identifikasi sementara, seluruh jenazah diperkirakan berasal dari dalam kompleks ponpes yang kini telah rata dengan tanah.

Area tersebut saat ini sudah bersih dari material runtuhan bangunan sehingga sangat kecil kemungkinan masih ada jenazah yang tertinggal di sana.

Kendati demikian, kata dia, kejelasan jumlah akhir korban masih menunggu hasil identifikasi lanjutan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri terutama untuk memastikan tujuh bagian tubuh yang ditemukan apakah merupakan dua korban yang dilaporkan hilang.

“Dari sisi teknis, operasi Basarnas telah dianggap selesai karena tidak ada lagi tanda-tanda korban di bawah reruntuhan. Namun kepastian jumlah korban secara resmi baru dapat dipastikan setelah proses DVI selesai,” kata Budi menegaskan. [ ]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

two + thirteen =