MER-C Kutuk Keras Pembunuhan Direktur RS Indonesia di Gaza Utara

 MER-C Kutuk Keras Pembunuhan Direktur RS Indonesia di Gaza Utara

Foto: Mina News

Jakarta (Mediaislam.id) – Lembaga sosial, medis dan kemanusiaan MER-C (Medical Emergency Rescue Commiittee) mengutuk keras pembunuhan Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza dr Marwan Al Sultan dan keluarganya oleh pasukan penjajah Israel.

“Pada hari Rabu, 2 Juli 2025, MER-C Indonesia menerima kabar duka atas meninggalnya kolega kami yang terhormat, Dr. Marwan Al Sultan-seorang konsultan kardiologi intervensi dan Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara. Beliau, bersama dengan istri dan anak-anaknya, terbunuh dalam serangan udara langsung ke tempat tinggal sementara mereka di Gaza Utara,” ujar Ketua Presidium MER-C Dr Hadiki Habib dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (3/7/2025).

Hadiki mengatakan, sejak dimulainya genosida Gaza 2023, Dr. Al Sultan tanpa henti memimpin Rumah Sakit Indonesia dalam situasi yang sulit, menyediakan layanan medis penting bagi rakyat Palestina meskipun ada ancaman serangan udara Israel dan keterbatasan sumber daya yang parah.

“Setelah blokade rumah sakit pada Desember 2024, yang memaksanya keluar dari fasilitas tersebut, ia tetap berada di Gaza utara dan kembali beroperasi secara reaktif selama gencatan senjata Januari 2025,” ungkapnya.

Hadiki menambahkan, Dr Sultan dikenal karena keterbukaan dan semangat kerja samanya, ia bekerja sama dengan berbagai tim kemanusiaan internasional yang bertugas di Gaza utara, termasuk dari Inggris, Prancis, Belanda, Belgia, Spanyol, Kanada, dan Maroko. “Di bawah kepemimpinannya, Rumah Sakit Indonesia menjadi pusat layanan kesehatan yang vital – bukan target militer seperti yang dituduhkan oleh narasi-narasi Israel,” katanya.

Menurutnya, antara Januari dan Maret 2025, tim EMT MER-C Indonesia berkolaborasi langsung dengan Dr. Al Sultan dalam menghidupkan kembali layanan darurat dan memulihkan operasi rumah sakit secara penuh.

“Beliau dikenal karena keterusterangannya, spontanitasnya, dan kepemimpinannya yang tegas-sifat-sifat yang membentuk pertemuan manajemen rumah sakit setiap hari, sering kali diisi dengan perdebatan yang ketat dan selalu diakhiri dengan persahabatan sambil minum kopi dan makan bersama,” tutur Hadiki.

Pihaknya menegaskan bahwa pembunuhan Dr. Marwan Al Sultan dan keluarganya merupakan pelanggaran mencolok terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan dan tindakan ketidakadilan yang harus dimintai pertanggungjawaban. “Ini adalah hari berkabung bagi seluruh umat manusia. Kami menolak untuk tinggal diam,” tegas Hadiki. [ ]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seven + 5 =