Mengikuti Majelis Zikir

 Mengikuti Majelis Zikir

Ilustrasi

Aku berkata, “Kami berada di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa sallam, beliau mengingatkan kami tentang neraka dan surga yang seakan-akan kami bisa melihat dengan mata kepala sendiri. Lalu setelah kami pergi dari sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, kami pun disibukkan oleh urusan istri, anak-anak dan kehidupan, lalu kami pun banyak lupa.” Abu Bakar berkata, “Demi Allah, kami juga pernah mengalami yang seperti itu.”

Lalu aku pergi bersama Abu Bakar hingga kami memasuki tempat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, seraya kukatakan, “Hanzhalah telah berbuat munafik wahai Rasulullah.” Lalu beliau berkata, “Bagaimanakah itu?” Kujawab, “Wahai Rasulullah, kami berada di sisimu, engkau mengingatkan kami tentang neraka dan sorga sehingga seakan-akan kami bisa melihat dengan mata kepala sendiri. Lalu jika kami telah pergi dari sisi engkau, kami pun disibukkan oleh urusan istri, anak-anak, kehidupan, sehingga kami banyak lupa.”

Lalu Rasulullah Saw berkata, “Demi yang jiwaku ada di dalam kekuasaan-Nya, andaikata kamu sekalian tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam zikir, tentu para malaikat akan menyalami kamu di atas kasurmu dan tatkala kamu dalam perjalanan. Namun Hanzhalah, lakukanlah sesaat demi sesaat.” Beliau mengulanginya sampai tiga kali.” (HR Muslim)

Para Sahabat Shallallahu Alaihi wa Sallam sangat bersemangat mengadakan pertemuan untuk zikir, sehingga iman mereka terus bertambah. Mu’adz bin Jabal ra pernah berkata kepada seorang laki-laki, “Duduklah bersama kami untuk mengimani hari kiamat.”

Seorang mukmin hendaknya beristighfar dan memperbanyaknya karena banyaknya maksiat yang terjadi pada seorang hamba. Dalam sebuah hadits Qudsy, Allah SWT berfirman: “Hai hamba-hamba Ku, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan siang malam dan Aku mengampuni kamu semua, maka beristighfarlah kamu sekalian, Aku akan mengampuni kalian”.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sabda Rasulullah Saw, “Sesungguhnya aku mengucapkan istighfar kepada Allah dan bertaubat kepadaNya dalam sehari lebih dari 70 kali”.

Keutamaan zikir, seperti ditulis Fauzi Sanqarth dalam kitab “At-Taqarrub Ilallah Thariqut Taufiq” tidak terbatas pada tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan yang serupa. Setiap orang yang berbuat taat lillahi ta’ala adalah orang yang berzikir kepada Allah SWT. Demikianlah yang dikatakan oleh Said bin Zubair rahimahullah dan ulama lainnya.

Atha’ rahimahullah berkata, “Majelis zikir adalah majelis halal dan haram, yang membahas bagaimana anda menjual dan membeli, shalat, shaum, menikah, mencerai, pergi haji, dan yang serupa”. []

Shodiq Ramadhan