Mengikuti Majelis Zikir

Ilustrasi
PADA realitanya, iman yang telah terpatri pada diri seorang mukmin, tidak selalu stabil kondisinya. Iman itu kadang naik, kadang turun. Seseorang dalam kondisi penuh ketaatan, keimanannya akan terus naik. Sebaliknya jika terus menerus melakukan kemasiatan maka kadar keimanannya akan menurun.
Salah satu cara untuk menjaga dan meningkatkan kadar keimanan dalam diri seseorang adalah dengan terus menerus mengikuti halaqah (majelis) zikir.
Rasulullah Saw bersabda, “Jika anda melewati taman-taman surga ikatlah binatangmu di dalamnya. Mereka bertanya: Apa taman-taman surga itu, Ya Rasulullah? Beliau menjawab: halaqah-halaqah zikir. Karena sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai malaikat yang berkeliling mencari halaqah-halaqah zikir, apabila mereka mendatangi orang-orang yang berzikir tersebut akan (berhenti dan) melingkari mereka”. (HR Tirmidzi)
Ibnu Mas’ud r.a., jika mengucapkan hadits ini, berkata, “Aku tidak memaksudkan itu halaqah yang membahas kisah-kisah, melainkan halaqah-halaqah yang membahas fiqih”. Diriwayatkan dari Anas r.a bahwa maknanya begitu juga.
Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dalam kitab Az Zuhud sebagai berikut: Adalah Abu Suwar Al Adawy sedang berada dalam suatu halaqah dimana mereka sedang mempelajari ilmu. Di antara mereka ada seorang pemuda yang berkata kepada mereka: katakanlah Subhannallaah, alhamdulillah, maka Abu Suwar marah dan berkata: “Celaka kamu, kita ini sedang apa sekarang? Majelis ilmu lebih mulia daripada majelis-majelis tasbih, tahmid dan takbir. Sebab, majelis ilmu berkisar pada hukum fardhu ain atau fardhu kifayah sedangkan zikir itu hanya tathawu’ (sunnah) saja”.
Syekh Muhammad Shalih Al-Munajid dalam kitabnya, “Zhahiratu Dhu’ful Iman”, mengatakan, mengikuti halaqah zikir bisa menambah bobot iman karena beberapa sebab yang bisa dihasilkannya, seperti zikrullah, datangnya rahmat, turunnya ketentraman hati, para malaikat yang datang mengelilingi orang-orang yang berzikir, kebanggaan para malaikat terhadap diri mereka, datangnya ampunan Allah bagi dosa-dosa mereka, sebagaimana yang disebutkan dalam berbagai hadis sahih, di antaranya perkataan beliau:
“Tidaklah segolongan orang duduk seraya menyebut Allah melainkan para malaikat mengelilingi mereka, rahmat meliputi mereka, ketentraman hati turun kepada mereka dan Allah menyebut mereka termasuk dalam golongan yang berada di sisi-Nya.” (HR Muslim)
Dari Sahl bin Al-Hanzhaliyyah ra dia berkata, “Rasulullahu Saw berkata: “Tidaklah segolongan orang berkumpul untuk berzikir lalu mereka berpencar dari perkumpulan itu melainkan dikatakan mereka: ‘Berdirilah kamu sekalian dalam keadaan diampuni dosa bagimu.” (Shahihul Jami’ No. 5507)
Ibnu Hajar Rahimahullah berkata, “Istilah zikrullah dimaksudkan sebagai kontinyunitas melaksanakan hal-hal yang diwajibkan atau pun yang disunatkan, seperti membaca Al-Qur’an, membaca hadits dan mengkaji ilmu pengetahuan.”
Di antara hal yang menunjukkan bahwa majlis zikir dapat menambah bobot iman, sebagaimana yang ditakhrij Muslim dalam Shahih-nya, dari Hanzhalah Al-Usaidy, dia berkata, “Abu Bakar pernah menemuiku, lalu dia bertanya, “Bagaimanakah keadaanmu wahai Hanzhalah?” Aku berkata, “Hanzhalah telah berbuat munafik.” Abu Bakar berkata, “Subhanallah, apa yang kau katakan ini?”