Mengenang Serangan Umum 29 Mei 1453: Penaklukan Konstantinopel

 Mengenang Serangan Umum 29 Mei 1453: Penaklukan Konstantinopel

Penaklukan benteng Byzantium oleh tentara Sultan Muhammad Al-Fatih pada 29 Mei 1453 M.

Tersebarnya kabar kematiannya memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan semangat juang pasukan Utsmani dan melumerkan semangat pasukan Kristen yang sedang mempertahankan kota itu. Pasukan Utsmani mampu memasuki kota dari berbagai sudut, sedangkan pasukan Kristen melarikan diri setelah kematian komandannya.

Demikianlah kaum muslimin mampu menguasai kota Konstantinopel. Di saat itulah Muhammad Al-Fatih bersama-sama dengan pasukannya membagi rasa gembira dan nikmatnya kemenangan atas musuh-musuh mereka.

Dari pelana kudanya, Sultan berkata pada para komandan lapangan dengan mengucapkan kata selamat, “Alhamdulillah, semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya pada para syuhada dan akan melimpahkan kemuliaan pada para mujahidin, dan kebanggaan dan syukur atas bangsaku.

Di dalam kota, terdapat beberapa kantong pertahanan yang menyebabkan syahidnya beberapa kalangan mujahidin. Sementara kebanyakan dari penduduk kota melarikan diri ke dalam gereja.

Pada hari itu, Selasa, 20 Jumadil Ula 857 H yang bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, pasukannya dan panglima-panglima perangnya yang selalu mengucapkan, “Masyaallah.” Maka dia pun menoleh pada mereka dan berkata, “Kalian telah menjadi orang-orang yang mampu menaklukkan kota Konstantinopel yang telah Rasulullah kabarkan.”

Sultan mengucapkan kata selamat atas kemenangan yang telah mereka capai dan melarang mereka melakukan pembunuhan. Sebaliknya Sultan memerintahkan untuk berlaku lembut pada semua manusia dan berbuat baik pada mereka. Kemudian dia turun dari kudanya dan bersujud kepada Allah di atas tanah, sebagai ungkapan syukur dan pujian serta bentuk kerendahan diri di hadapan-Nya.[]

Sumber: Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi. Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah (terjemah). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004.