Mengenal Kitab Al-Qanun Fi At-Tibb Karya Ibnu Sina
Ilustrasi: Ibnu Sina
Adalah seorang sarjana dan penerjemah Italia bernama Gerard de Sabloneta yang mengalihbahasakan buku ini dari Bahasa Arab ke Bahasa Latin pada abad ke-13.
Buku yang terbagi atas tiga jilid ini pernah menjadi satu-satunya rujukan dalam bidang kedokteran di Eropa selama lebih kurang lima abad.
Buku ini merupakan iktisar pengobatan Islam dan diajarkan hingga kini di timur. Buku ini di telah diterjemahkan kenbahasa Latin.
Kitab ini selain lengkap, juga disusun secara sistematis. Dalam bidang Materia Medeica, Ibn Sina telah banyak menemukan bahan nabati baru Zanthoxyllum budrunga – dimana tumbuh-tumbuhan banyak membantu terhadap beberapa penyakit tertentu seperti radang selaput otak (Miningitis).
Ibn Sina juga dikenal sebagai orang pertama yang menemukan peredaran darah manusia, dimana 600 tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey.
Ia pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil makanannya lewat tali pusarnya. Ia jugalah yang mula-mula mempraktikkan pembedahan penyakit-penyakit bengkak yang ganas, dan menjahitnya. Ia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara-cara modern yang kini disebut psikoterapi.
Di Uzbekistan, kelima bagian kitab Al-Qānūn fī al-tibb ini diterjemahkan ke Bahasa Uzbek antara tahun 1954-1960.
Di berbagai universitas di Eropa, umpamanya di Montpellier dan Louvain, buku ini hingga ke pertengahan abad ke-17 dipakai sebagai buku rujukan di bidang ilmu kedokteran.
Kini, kitab Al-Qānūn fī al-tibb sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, walau tidak semuanya mencakup kelima bagian buku. Terjemahan yang sudah dilakukan di antaranya adalah ke bahasa Latin, Inggris, Prancis, Urdu, Cina dan Ibrani.
Buku ini tak hanya dipuji karena isinya yang membawa terobosan baru, tapi juga pada gaya bahasanya yang indah.
Di dunia Islam sendiri, menimbang berbagai kontribusinya pada ilmu kesehatan, ia diberi gelar “pangerannya para dokter”, sebuah istilah yang menunjukkan kedudukan pentingnya di antara para sejawat kedokterannya. Kini, sejumlah perguruan tinggi masih menggunakan buku ini sebagai buku ajar mereka. []
Muhammad Raka Virgiawan, Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
