Mengenal Istri-Istri Rasulullah Saw

 Mengenal Istri-Istri Rasulullah Saw

Ilustrasi: Replika kamar Rasulullah Saw.

Maimunah binti Harits ra

Rasulullah Saw menikahi Maimunah binti Harits bin Hazan, dan yang menikahkan adalah paman beliau, Abbas bin Abdul Muthalib. Abbas memberinya mahar mewakili Rasulullah Saw sebanyak empat ratus dirham.

Sebelumnya, ia adalah istri Abu Rahm bin Abdul Uzza. Ada yang mengatakan, ia adalah wanita yang menghibahkan dirinya untuk Rasulullah Saw. Itu ketika khotbah Rasulullah Saw sampai padanya, saat itu ja berada di atas untanya dan berkata, “Unta dan apa yang ada di atasnya milik Allah SWT dan Rasul-Nya.” Allah menurunkan ayat,

“Dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi, kalau Nabi mau mengawininya.” (Qs. al-Ahzab: 50)

Zainab binti Khuzaimah ra

Rasulullah Saw menikahi Zainab binti Khuzaimah bin Harits. Ia dijuluki Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) karena rahmat dan belas kasihannya kepada mereka.

Adapun yang menikahkan adalah Qubaishah bin Amru al-Hilali. Rasulullah Saw memberinya empat ratus dinar sebagai mahar.

Sebelumnya, ia pernah menjadi istri Ubaidah bin Harits bin Abdul Muthalib bin Abdu Manaf, dan sebelum menjadi istri Ubaidah, ia pernah punya suami bernama Jaham bin Amru bin Harits, anak pamannya.

Kesebelas istri di ataslah yang pernah serumah dan bergaul dengan Rasulullah Saw.

Dari 11 istri beliau, dua orang ummul mukminin, yakni Khadijah binti Khuwailid dan Zainab binti Khuzaimah, telah meninggal dunia sebelum beliau wafat.

Kemudian Rasulullah Saw wafat dengan meninggalkan sembilan orang istri sebagaimana disebut di awal.

Istri-Istri yang Tidak Digauli Rasulullah Saw

Ada dua orang yang dinikahi Rasulullah Saw, tetapi beliau belum berkumpul dengan mereka.

Pertama, Asma binti Nu’man al-Kindiyah. Beliau menikahinya, tetapi kemudian beliau menemukan belang putih pada tubuhnya, langsung beliau beri harta mut’ah (sesuatu yang diberikan seorang suami kepada istri yang diceraikannya) dan beliau kembalikan pada keluarganya.

Kedua, Amrah binti Yazid al-Kilabiyah. Saat itu, ia baru saja lepas dari kekafirannya. Ketika berhadapan dengan Rasulullah Saw ia membaca isti’adzah, berlindung kepada Allah dari Rasulullah Saw. Beliau langsung bersabda, “Tertolak orang yang berlindung pada Allah (dari Rasulullah),” dan langsung mengemlaikan Amrah kepada keluarganya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five × four =