Mengenal Al-Razi, Ahli Kedokteran Muslim Penemu Penyakit Cacar

 Mengenal Al-Razi, Ahli Kedokteran Muslim Penemu Penyakit Cacar

Ilustrasi: Al-Razi

Informasi yang didapat dari Ibnu Abi Usaibi’ah dan al-Qifti adalah bahwa al-Razi berguru kepada Ali Ibn Rabban Tabari.

Namun, menurut Sirajuddin Zar hal ini sulit dipercaya dan tidak pasti. Karena al-Razi lahir pada 865 AD sedangkan, Tabari meninggal pada tahun 861 AD. Mereka tidak pernah bertemu karena al-Razi lahir sesudah Tabari meninggal. Sehingga bisa dikatakan bahwa al-Razi belum pernah berguru pada Tabari.

Namun, hal tersebut dapat dimungkinkan karena al-Razi mempelajari buku medis Tabari yaitu Firdaws Al-Hikmah.

Selain belajar kedokteran al-Razi juga belajar filsafat dengan Ibn Rabban. Sehingga, minat al-Razi untuk belajar filsafat spiritual dapat dikatakan mengikuti gurunya.

Pada masa dinasti Samanian yaitu pada pemerintahan Mansur Ibn Ishaq Ibn Ahmad Ibn Asad ia diangkat sebagai direktur rumah sakit di kampung halamannya.

Pada masa dinasti Abbasiyah tepatnya pada khalifah Al-Muktafi, al-Razi di panggil karena ketenarannya untuk menjadi direktur rumah sakit terbesar di Baghdad.

Dalam memilih tempat yang baik untuk mendirikan rumah sakit baru, Al-Razi membuat keputusan dengan mengambil sepotong daging, yang kemudian dipotong kecil-kecil dan digantungkan di tempat di pinggiran kota Baghdad.

Kemudian menunggu beberapa hari al-Razi kembali ke tempat-tempat tersebut dan melihat efek dari waktu dan udara terhadap daging yang ditaruh di sana. Apabila potongan daging cepat berubah, maka tempat tersebut tidak cocok untuk mendirikan rumah sakit. Tetapi, apabila daging tersebut tidak mengalami perubahan, maka tempatnya cocok untuk mendirikan rumah sakit.

Kemudian al-Razi kembali kepada khalifah Muktafi setelah menggunakan metode tersebut dan menyampaikan hasil dari penelitiannya.

Pada tahun 907 M khalifah al-Muktafi meninggal dan al-Razi kembali ke al-Ray yang merupakan kampung halamannya. Al-Razi memiliki tanggung jawab terhadap rumah sakit dan juga mengajar para mahasiswa di al-Ray.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five × two =