Mengapa AS Jadi Penjaga Entitas Israel?
USA-Israel
Ketiga, injeksi sekulerisme. AS mempunyai senjata ‘sakti’ yaitu tsaqafah-tsaqafah sekuler yang targetnya diinjeksikan secara global. Untuk Timur Tengah, Israel dijadikan oleh AS sebagai role model sekulerisme. Dengan diadopsinya tsaqafah-tsaqafah sekuler terutama oleh para pemimpin negeri, maka mudah bagi AS menguasai Timur Tengah. Malangnya kaum muslim tak menyadari telah dijajah AS ketika akidah dan syari’at Islam tak lagi menjadi standar kehidupan.
Keempat, deteksi gangguan hegemoni. AS tak ingin ada gangguan dalam hegemoninya termasuk di Timur Tengah. Saat perang dingin rival AS adalah Uni Soviet. Hari ini rival AS adalah Islam. Potensi kebangkitan Islam ada di Timur Tengah. Entittas Israel dijadikan AS sebagai alarm pendeteksi sekaligus peredam kebangkitan Islam di Timur Tengah.
Tak diragukan lagi AS adalah penjajah sama seperti Israel. Demi kepentingan gold dan glory, AS mendukung Israel menumpahkan darah jutaan muslim yang tak berdosa. Jelas tsaqafah-tsaqafah sekuler (seperti HAM dan demokrasi) sebagai alat penjajahan AS. Standar ganda selalu dimainkan AS dalam eskalasi perang Palestina dan Israel. Ini adalah kemunafikan AS.
Tak layak muslim menggantung harapan penyelesaian tuntas masalah Palestina pada AS dan kroninya termasuk PBB. Pun sudah saatnya muslim melepaskan ikatan tsaqafah penjajah dalam pemikiran dan menjadikan akidah dan syari’at Islam sebagai pegangan. Allah SWT berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَٱلْكُفَّارَ أَوْلِيَآءَ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman. (QS. Al Maidah ayat 57). Wallahu a’lam bish-shawab.
Desti Ritdamaya, Praktisi Pendidikan.
