Mengapa Allah SWT Gunakan Kalimat Sumpah dalam Al-Qur’an?

Dalam tafsir At-Thabari, kata زَعَمَ “mengatakan” maksudnya adalah mereka yang mengingkari Allah mengira bahwa Allah SWT tidak akan pernah membakitkan mereka kembali dari kubur setelah mereka mati.

Ibnu Umar mengatakan bahwa kata الزَّعْم merupakan kata yang dipergunakan untuk menunjukkan sebuah kebohongan.

Firman-Nya:

“Katakanlah memang demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan,” maksudnya adalah Allah SWT berfirman kepada Nabi-Nya, “Wahai Muhammad, katakanlah kepada mereka, “Demi Allah SWT, Dia pasti membangkitkan kalian dari kubur kalian!”

Membakitkan kalian dari kubur setelah kalian mati adalah satu hal yang sangat mudah bagi Allah SWT (Terjemah kitab tafsir At-Thabari hal. 112-113).

Ada yang mengatakan, “Apakah makna dari sumpah itu. Jika sumpah ditujukan untuk orang yang beriman maka seorang yang beriman akan membenarkan ketika mendengar suatu berita, tanpa disertai dengan sumpah. Jika ditujukan untuk orang kafir maka sumpah itu tidak bermanfaat baginya?”

Ini dijawab bahwa Al-Qur’an itu turun dengan bahasa Arab. Di antara kebiasaan-kebiasaan mereka adalah bersumpah, jika menghendaki penegasan suatu urusan.

Abdul Qasim al-Qusyairi menjawab bahwa Allah itu menyebutkan sumpah untuk menyempurnakan hujah dan menegaskannya. Sebab suatu hukum itu akan jelas dengan dua hal, yaitu dengan persaksian atau dengan sumpah. Maka Allah menyebutkan dua hal itu sehingga mereka tidak memiliki hujah untuk menolaknya (Terjemah kitab Al Itqon, jilid 2, hal. 723).

Rahasia di balik kalimat sumpah yang terdapat pada ayat Al-Qur’an tidak sesederhana seperti pada makna literalnya saja, tetapi juga terletak pada tujuan dan hikmah yang terkandung di dalamnya.