Menbud Fadli Zon: Islam di Indonesia Tumbuh dalam Tradisi dan Toleransi
Menbud Fadli Zon.
Jakarta (MediaIslam.id) – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengatakan, Islam di Indonesia tumbuh dalam tradisi yang penuh toleransi dan membentuk peradaban unik, terbuka dan penuh kearifan sebagaimana tecermin dalam berbagai tradisi seperti halal bihalal hingga dakwah para Wali Songo.
“Wali Songo di Jawa pada akhir abad ke-14 menggunakan beragam media dakwah, seperti wayang, gamelan, dan lagu-lagu Jawa dan upacara tradisional. Perpaduan harmonis ini mencerminkan warisan Islam untuk membawa pencerahan, sebagaimana disimbolkan oleh istilah Qurani misykat dari mana cahaya terpancar,” ungkap Fadli dalam keterangannya, dikutip Selasa (12/05/2025).
Menbud Fadli dalam kegiatan Cultural Dinner di Museum Nasional yang dihadiri oleh negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengungkapkan langkah-langkah Indonesia dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya, termasuk pengajuan ke UNESCO tiga unsur budaya salah satunya tempe yang telah dilakukan, dan akan mengusulkan tradisi Iftar.
Selain itu, penemuan arkeologis penting seperti fosil Homo Erectus di Jawa dan koin Dinasi Umayyah dan Abbasiyah di Sumatera Utara menambah kekayaan narasi sejarah Indonesia sebagai bagian dari peradaban Islam dunia.
Menbud Fadli Zon juga memamerkan keragaman budaya Indonesia serta di tengah tantangan global, seperti krisis iklim, ketegangan geopolitik, perang dan konflik, tema tata kelola yang baik dan institusi yang kuat sebagai pilar ketahanan sangat relevan dan harus terus diperjuangkan.
“Budaya tidak hanya merefleksikan masa lalu, tetapi juga membentuk tata kelola yang baik dan keadilan di masa depan,” ujarnya.
“Sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945, bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, penjajahan harus dihapuskan. Langkah kolektif untuk berkontribusi dalam perdamaian dan keamanan dunia adalah suatu keniscayaan. Kita harus mengedepankan nilai-nilai Islam tentang perdamaian dan kesetaraan, memastikan suara mereka yang tak bersuara terdengar, hak menentukan nasib sendiri ditegakkan, dan keadilan budaya diwujudkan,” papar Menbud.[]
