Memperbanyak Sedekah di Bulan Ramadhan

Program buka bersama di Masjid Istiqlal Jakarta di hari pertama Ramadhan, 1 Maret 2025. [ANTARA]
Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda, “Siapa saja di antara orang Mukmin yang memberi makan saudaranya sesama Mukmin yang lapar, niscaya Allah akan memberinya buah-buahan Surga. Siapa saja di antara orang Mukmin yang memberi minum saudaranya sesama Mukmin yang dahaga, niscaya Allah akan memberinya minuman Rahiqul Makhtum.” (HR. at-Tirmidzi dengan sanad hasan)
Sebagian ulama berkata, “Mengundang makan sepuluh orang dari sahabat-sahabatku dengan makanan yang mereka gemari lebih aku sukai daripada membebaskan sepuluh orang budak dari keturunan Nabi Isma’il!
Sebagian besar ulama terdahulu mengutamakan menyediakan buka bagi orang yang berpuasa padahal mereka sendiri juga berpuasa. Di antaranya adalah Abdullah bin Umar Dawud ath-Tha’i, Malik bin Dinar, Ahmad bin Hanbal dan lainnya. Bahkan Abdullah bin Umar selalu berbuka bersama anak-anak yatim dan fakir miskin. Kadangkala beliau tidak berbuka karena mengetahui keluarganya menolak kedatangan mereka.
Banyak di antara salafus shalih yang menyediakan makanan bagi teman-temannya padahal ia tengah berpuasa. Bahkan ia melayani teman-temannya dengan baik. Di antaranya adalah Hasan al-Bashri dan Ibnul Mubarak.
Abu Siwar al-‘Adawi berkata, “Dahulu ada serombongan orang dari Bani ‘Adi yang biasa shalat di masjid ini. Tidak ada seorang pun di antara mereka yang berbuka puasa sendiri. Ia selalu mencari orang yang bersedia berbuka bersamanya. Jika tidak, maka ia keluarkan makanannya untuk dimakan bersama orang-orang di masjid.”
Ibadah berupa memberi makan akan melahirkan aspek-aspek ibadah lainnya, di antaranya: terciptanya saling mengasihi dan saling menyayangi. Di mana hal itu adalah sebab seseorang masuk ke dalam Surga.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw bersabda, “Kalian tidak akan masuk Surga hingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mengasihi di antara kalian.”
Di antaranya juga, bermajelis dengan orang-orang saleh serta mengharap pahala dari menolong mereka dalam ketaatan yang mereka dapat lakukan disebabkan makanan yang engkau berikan.
b. Menyediakan Makanan Berbuka bagi Orang-orang yang Berpuasa
Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.” (HR. Ahmad dan an-Nasa’i serta dinyatakan shahih oleh Syekh al-Albani)
Dalam hadits Salman al-Farisi berbunyi: “Barangsiapa menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka itu akan menjadi penghapus dosa-dosanya dan menjadi pembebas dirinya dari api neraka. Dan ia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak semua orang mampu menyediakan buka orang yang berpuasa? Rasulullah Saw menjawab, “Pahala ini Allah berikan bagi siapa saja yang menyediakan makanan bagi orang yang berbuka puasa meskipun berupa susu bercampur air, kurma atau seteguk air. Barangsiapa memberikan seteguk air bagi orang yang berbuka, maka Allah akan memberinya minum seteguk air dari telagaku, dia tidak akan dahaga selamanya hingga dia masuk ke dalam Surga.” Wallahu a’lam. []