Membangun Generasi Qur’ani dengan Pendidikan Islam

 Membangun Generasi Qur’ani dengan Pendidikan Islam

Ilustrasi: Santriwati sebuah pondok pesantren.

KEMAJUAN suatu bangsa ditandai dengan majunya kesempatan memperoleh pendidikan yang luas dan berkualitas tinggi bagi masyarakatnya. Keberhasilan membangun sumber daya manusia yang berpengetahuan sekaligus berakhlakul karimah merupakan tolak ukur keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di instansi kependidikan.

Dalam konteks manusia yang berkualitas dan memiliki keunggulan, manusia Indonesia yang unggul dan berakhlakul karimah sesuai dengan yang termaktub dalam Al-Qur’an.

Untuk mewujudkan generasi cinta Al-Qur’an merupakan tugas utama pendidik dan lingkungan sekitarnya, menanamkan cinta pada Al-Qur’an sudah harus dibangun sedari ia kecil. Antara ilmu agama dan ilmu umum memang harus seimbang dan sama sama memiliki kedudukan tinggi dalam pendidikan.

Dengan begitu kita dapat menciptakan generasi Qur’ani yang diharapkan unggul dalam agama maupun umum yang mampu membawa kemajuan bangsa Indonesia.

Di kalangan umat Islam, generasi muda sering disebut sebagai generasi Qur’an. Dimana generasi Qur’ani menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup mereka, generasi Qur’ani adalah generasi yang ideal karena mereka menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman, perisai, dan mempelajari juga mengamalkannya dalam setiap aspek dari kehidupan mereka.

Maka bisa disimpulkan bahwasanya generasi muda merupakan generasi yang memiliki kemampuan untuk mengubah dunia, mengubah apa yang ada di sekitarnya menjadi lebih baik lagi. Selain itu generasi muda memiliki ciri-ciri yakni, berwawasan luas, cerdas, bertanggung jawab, berbudi pekerti yang baik, pantang menyerah dalam menuntut ilmu, mudah bergaul, serta menjadikan Al- Qur’an sebagai pedoman hidup di dalam dirinya.

Kemudian terkait usaha keberhasilan membangun sumber daya manusia yang berakhlakul karimah di perlukan usaha untuk mengarahkan dan merumuskan para generasi milenial kearah yang lebih baik.

Manusia hidup di era millennial. Era yang merupakan kelanjutan dari era global ini telah menimbulkan tantangan-tantangan baru yang harus diubah menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Karena era millennial selain memiliki persamaan juga memiliki perbedaan, terutama dalam penggunaan teknologi digital yang melampaui era komputer, maraknya budaya global dan gaya hidup _pop culture_, maka keadaan ini telah mengundang sejumlah pakar untuk angkat bicara dan sekaligus menawarkan sejumlah pemikiran dan gagasan dalam menghadapinya.

Pendidikan Islam dengan beragam jenis dan jenjangnya, mulai dari pesantren tradisional yang bersifat non-formal, hingga pesantren modern dengan berbagai programnya, hingga perguruan tinggi, secara institusional merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twelve + 14 =