Masjid Raya Cordova, Simbol Kejayaan Islam di Andalusia itu Kini Jadi Gereja
Cordova di Spanyol. [Foto: National Geographic]
Dalam ruangan mihrab ada pula tujuh buah arcade yang disangga oleh tiang-tiang yang mempunyai kapitel berhiaskan ornament timbul yang amat halus buatannya. Lengkung arcade itu kira-kira sependirian lebih tingginya. Di sepanjang tepi arcade dihiasi dengan ukiran dari batu permata yang ditempelkan. Gapura masuk mesjid ini 20 buah banyaknya, semuanya berlapis tembaga berukir. Bab al-Manarah ialah salah satu gapura mesjid yang indah, tingginya 10 meter dan lebarnya delapan meter. Pada daun pintunya yang dilapisi tembaga itu dihiasi dengan tulisan Arab yang berjalin indah.
Tidak jauh di sebelah kiri mihrab terdapat sebuah khazanah ruangan perbendaharaan tempat menyimpan segala macam kekayaan mesjid. Di dalam ruangan khazanah inilah disimpan kandil, piala, tongkat dan lain-lain yang terbuat dari emas murni yang tidak ternilai harganya. Alat-alat yang terbuat dari emas itu biasanya dikeluarkan dan dipergunakan pada tiap-tiap tanggal 27 Ramadhan.
Selain dari itu di sana pula disimpan sebuah mushaf besar; yang karena besarnya hanya bisa diangkat oleh dua orang. Di antara sekian helai halaman mushaf suci itu, ada empat halaman yang berasal dari mushaf Usman bin Affan, ialah mushaf yang ditulis oleh tangan beliau sendiri.
Pada halaman mushaf itu masih terdapat tetesan bekas darah Usman ketika ia dibunuh oleh pengkhianat selagi ia membaca Al-Qur’an itu.
Setiap subuh Jumat, mushaf besar itu dikeluarkan dari ruangan khazanah, dibawa ke suatu tempat yang telah disediakan dalam ruangan mesjid besar itu untuk dibaca oleh Imam mesjid. Apabila pembacaan mushaf itu telah selesai, lalu dibawa kembali ke tempat yang semula. Adapun mushaf besar itu amat bagus tulisannya, pinggirnya dihiasi dengan ukiran arabesk dan ornament yang amat indah.
Pada 552 H, yaitu ketika Andalusia di bawah kekuasaan dinasti Muwahidin, mushaf suci itu dipindahkan oleh Abdul Mu’min bin Ali ke Maroko dan disimpan dalam khazanah Sultan. Pada ketika Sultan Fez yaitu Abdul Hasan Al Marini, pergi ke Tunisia, mushaf ini dibawanya ke sana, tetapi amat malang waktu baginda kembali pulang melalui jalan laut, kapal yang ditumpanginya karam, maka mushaf Usman itupun turut karam terbenam ke dasar lautan.
Mimbar tempat khatib berkhotbah terbuat dari bahan-bahan yang mahal harganya. Dalam sejarah Bani Umaiyah diceritakan bahwa mimbar itu baru selesai disiapkan dalam masa tujuh tahun dan dikerjakan oleh delapan orang pandai ukir yang ternama. Kabarnya biaya yang telah dikeluarkan untuk mimbar ini berjumlah 10.000 misykal.
Ruangan mesjid itu di waktu malam diterangi dengan kandil-kandil yang bergantungan, seratus tigabelas buah banyaknya. Diantaranya sebuah kandil yang amat besar mempunyai 1000 buah lampu. Adapun kandil yang terkecil sekurangnya mempunyai 12 buah lampu. Apabila semua lampu itu dinyalakan, maka ruangan mesjid yang luas itu seolah-olah dalam pesta cahaya layaknya. Batu permata yang bertaburan menghiasi dinding, tiang, kapitel, arcade dan sebagainya gemerlapan laksana langit bertabur bintang. Waktu tentara Prancis yang dipimpin oleh Napoleon memasuki kota Cordova, maka sebahagian lampu-lampu ini telah dibawa mereka sebagai barang rampasan.
Di sebelah utara terdapat sauma’ah merupakan sebuah balkon, tingginya dari lantai kira-kira 100 hasta. Sauma’ah itu dipergunakan untuk tempat i’tikaf dan ‘semadi’, keempat penjurunya disangga oleh dua deretan tiang. Sauma’ah itu mulai dari bawah sampai ke atas dihiasi dengan ukiran yang amat menakjubkan. Ukiran-ukiran yang menghiasinya ada yang bermotifkan daun dengan akarnya, ada yang berasal dari bentuk geometris dan ada pula tulisan Koufi yang sudah distilir. Bahagian atas sauma’ah itu dilingkungi oleh sebuah lengkungan besar yang penuh pula dengan berbagai jenis ukiran yang serba keemasan.
Di sebelah atas sauma’ah terdapat pula sebuah ruangan yang mempunyai empat buah pintu. Ruangan ini khusus disediakan untuk para muazzin, 16 orang banyaknya, merekalah yang azan setiap hari dengan bergiliran. Di atas sekali terdapat tempat azan. Dari sinilah setiap waktu terdengar suara azan bergema memenuhi angkasa kota Cordova. Menara itu berbentuk empat persegi dan terdiri dari lima tingkat. Tingginya 93 meter lebarnya 12 meter.
Apabila khalifah Abdur Rahman An-Nashir hendak datang ke mesjid, beliau melalui sebuah gang yang menghubungkan Darul Khilafah dengan mesjid itu. Antara mesjid dan Darul Khilafah dihubungkan dengan sebuah gang yang terdiri dari delapan lapis, setiap lapis mempunyai sebuah pintu, empat buah pintu dikunci dari bahagian mesjid. Pintu yang pertama dari mesjid terletak disebelah kanan mihrab. Gang inilah yang dilalui oleh khalifah Abdur Rahman An-Nashir manakala beliau datang ke mesjid.
