Masjid Dhirar, Puncak Makar Kaum Munafik kepada Rasulullah Saw

 Masjid Dhirar, Puncak Makar Kaum Munafik kepada Rasulullah Saw

Ilustrasi: Kaum munafik. [epthinktank.eu]

Sejatinya, jika diperhatikan secara seksama, langkah-langkah tipu daya kaum munafik ini selalu sama di setiap waktu dan tempat. Sejak zaman Rasulullah Saw masih hidup hingga sekarang. Mereka selalu memilih kehinaan, melakukan makar jahat yang busuk, menjauhkan diri dari cahaya Islam dan memegang erat kegelapan.
Merekalah yang senantiasa bersembah sujud di telapak kaki para penjajah asing untuk membantu mereka memerangi Islam dan kaum Muslimin. Akan tetapi, jika bertemu dengan kaum Muslimin, mereka berpura-pura mengagumi Islam dan mendakwahkannya.
Jika mereka mendapatkan kesempatan untuk menghancurkan Islam dan membunuh sebagian para dai Islam, mereka akan mengumumkan bahwa merteka tengah melakukan misi pengembangan dan pembaharuan Islam dengan cara melenyapkan “musuh Islam”.
Tindakan Rasulullah menghancurkan masjid dhirar ini, kata Syekh Al-Buthy, sekaligus menunjukkan perlunya menghancurkan dan membakar tempat-tempat maksiat sekalipun tempat-tempat tersebut disembunyikan dan ditutup-tutupi dengan dalih kemaslahatan sosial.
“Umar bin Khaththab ra pernah membakar satu desa secara keseluruhan karena di desa tersebut dijual minuman keras (khamr). Umar juga pernah membakar toko minuman keras milik Ruwaisyid ats-Tsaqafi dan menamakannya Fuwaisiq. Mengenai masalah ini, tidak ada perselisihan lagi di kalangan ulama kaum Muslimin,” pungkas Syekh Al-Buthy dalam pembahasan seputar masjid dhirar, sembari mengutip kitab Zaadul Ma’ad karya Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah. Wallahu a’lam bissawab. 
[shodiq ramadhan]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one + 17 =