Mari Sejenak Membayangkan Hari Kiamat

Ilustrasi
Orang-orang yang mulia telah diberi ketetapan yang baik dari Allah SWT. Mereka itu dijauhkan dari neraka dan tidak mendengar sedikitpun suara api neraka. Mereka juga tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar yang terjadi pada Hari Kiamat. Begitu yang Allah SWT gambarkan melalui firman-Nya:
Mereka itu dijauhkan dari neraka. Mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka. Mereka kekal dalam menikmati apa yang mereka inginkan. Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada Hari Kiamat). Mereka disambut oleh para malaikat (TQS al-Anbiya [21]: 101-104).
Keadaan manusia pada Hari Kiamat pada umumnya berada dalam kepanikan yang amat dahsyat. Namun, ada pula yang bergembira. Bergantung pada amalan masing-masing, sebagaimana firman-Nya:
Jika datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkan mereka. Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria. Banyak pula muka pada hari itu tertutup debu dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka (TQS Abasa [80]: 33-42).
Orang-orang yang selama di alam dunia mengingkari adanya Hari Kebangkitan dan perjumpaan mereka dengan Allah SWT pada Hari Kiamat akan menyesal. Mereka pun akan menerima azab dengan memikul dosa-dosa yang telah mereka lakukan. Itulah yang ditegaskan oleh Allah SWT dalam ayat berikut:
Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah hingga jika Kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami karena kelalaian kami tentang Kiamat itu!” sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya (TQS al-Anam [6]: 30-31).
Setiap manusia akan diadili di Pengadilan Akhirat dengan membela diri sendiri saat diminta pertanggungjawaban atas perbuatan kita di dunia. Begitulah Allah SWT gambarkan:
(Ingatlah) suatu hari (ketika) tiap-tiap diri datang untuk membela dirinya sendiri (TQS an-Nahl [16]: 111).
Tidak ada orang lain yang bisa menggantikan kita atau membela kita di Pengadilan Akhirat di hadapan Hakim Yang Mahaadil, Allah SWT:
Takutlah kalian pada suatu hari saat seseorang tidak dapat menggantikan orang lain sedikit pun. Tidak akan diterima suatu tebusan dari dirinya. Tidak akan memberi manfaat syafaat apapun bagi dia. Tidak pula mereka akan ditolong (TQS al-Baqarah [2]: 123).