Maemuna Center Indonesia-Aqsa Working Group Inisiasi Pembangunan RS Ibu dan Anak di Gaza

 Maemuna Center Indonesia-Aqsa Working Group Inisiasi Pembangunan RS Ibu dan Anak di Gaza

Ilustrasi

Jakarta, Mediaislam.id–Setelah lebih dari lima belas bulan menghadapi konflik berkepanjangan, masyarakat Gaza mengalami kerugian besar dalam infrastruktur vital, termasuk tempat tinggal, rumah ibadah, dan fasilitas kesehatan. Menanggapi situasi darurat ini, Maemuna Center Indonesia, bekerja sama dengan Aqsa Working Group (AWG), menginisiasi pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Gaza, Palestina.

Ketua Maemuna Center Indonesia, Onny Firyanti Hamidi, menegaskan bahwa pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Gaza, merupakan bentuk kepedulian konkret terhadap kondisi perempuan dan anak-anak yang menjadi korban terbesar dalam agresi ini.

“Menurut laporan Komisioner Hak Asasi Manusia PBB pada November 2024, sekitar 70% korban genosida adalah perempuan dan anak-anak. Banyak ibu yang terpaksa melahirkan tanpa anestesi, serta anak-anak yang harus menjalani amputasi tanpa obat penghilang rasa sakit. Ini adalah krisis kemanusiaan yang membutuhkan respons segera,” ujar Onny Firyanti Hamidi dalam Konferensi Pers yang digelar di Ruang Diplomasi, Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (7/3/2025).

Data terbaru menunjukkan bahwa sejak 7 Oktober 2023, korban tewas akibat agresi genosida Zionis Israel, telah mencapai 48.440 orang, sementara korban luka-luka mencapai 111.845 orang, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Selain korban jiwa, agresi ini juga memicu pengungsian massal.

Lebih dari 1,93 juta warga Palestina terpaksa mengungsi akibat hancurnya rumah dan tempat tinggal mereka, yang mencakup lebih dari 85% total populasi Gaza. Sejak dimulainya agresi, sekitar 100.000 warga Palestina terpaksa meninggalkan Gaza, menjadikan peristiwa ini sebagai eksodus massal terbesar sejak Nakbah pada tahun 1948.

Kondisi ini diperparah dengan terbatasnya pasokan bantuan kemanusiaan akibat pemblokiran oleh Israel, yang menyebabkan kekurangan makanan dan obat-obatan bagi sekitar dua juta penduduk Gaza. Dalam kondisi saat ini, akses layanan medis yang memadai sangat sulit dijangkau. Rumah sakit-rumah sakit di Gaza telah menjadi sasaran serangan, sementara tenaga medis pun turut menjadi korban.

Perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025 diharapkan dapat menghentikan kekerasan dan memberikan ruang bagi upaya pemulihan kemanusiaan, termasuk pemulihan sistem kesehatan menjadi prioritas utama.

Namun, dampak jangka panjang dari agresi ini masih akan terus dirasakan oleh warga Gaza, yang telah kehilangan rumah, keluarga, dan masa depan mereka. Sayangnya, hingga kini, belum ada rumah sakit khusus yang secara spesifik menangani kebutuhan medis ibu dan anak di Gaza maupun di Palestina secara keseluruhan.

Sebagai lembaga filantropis yang berfokus pada perjuangan perempuan untuk Al-Aqsa dan Palestina, Maemuna Center Indonesia melihat kebutuhan mendesak ini sebagai panggilan untuk bertindak. “Kami berkomitmen untuk membangun Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Gaza sebagai solusi nyata dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi ibu dan anak-anak Gaza. Rumah sakit ini akan menyediakan layanan kesehatan komprehensif bagi ibu hamil, ibu menyusui, serta anak-anak yang membutuhkan perawatan medis berkualitas
pasca-konflik,” tambah Onny.

Presidium Aqsa Working Group (AWG), Rifa Berliana Arifin menyatakan, pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Gaza ini bukan sekadar proyek kemanusiaan, tetapi amanah besar yang harus kita wujudkan bersama. Dia menegaskan, RSIA Indonesia di Gaza akan menjadi harapan baru bagi perempuan dan
anak-anak yang paling terdampak perang.

“Dengan fasilitas medis yang memadai, kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa dan memberi mereka kesempatan untuk bertahan dan bangkit,” kata Rifa.

Dia mengajak seluruh rakyat Indonesia, organisasi kemanusiaan, dan komunitas global untuk bersatu dalam misi mulia ini.

“Setiap doa, setiap kepedulian, dan setiap donasi yang Anda berikan adalah bukti solidaritas yang nyata. Jangan biarkan mereka berjuang sendirian. Bersama, kita bisa membangun rumah sakit ini dan menjadi bagian dari sejarah perjuangan rakyat Palestina,” pungkasnya.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

six + two =