Kriteria Pemimpin Menurut Islam

 Kriteria Pemimpin Menurut Islam

Ilustrasi

KENDARAAN tentu tidak akan bisa berjalan tanpa ada yang mengemudikannya, begitu pun ketika kita melaksanakan shalat berjamaah tentu harus ada imam yang memimpin shalat tersebut. Bayangkan jika shalat Idul Fitri tanpa adanya imam, atau Masjidil Haram tanpa adanya sosok imam. Tentu dalam setiap aktivitas di kehidupan kita sangat diperlukan adanya sosok pemimpin yang bisa menopang suatu aktivitas dapat terlaksana.

Maka, begitulah juga suatu negara tidak akan berdiri dengan tegak tanpa adanya seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang bijaksana, adil, serta memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya adalah sosok pemimpin yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat khususnya di Indonesia saat ini.

Namun apakah sosok pemimpin yang kita idam-idamkan sudah kita temui? Mari kitas bahas bagaimana kriteria pemimpin dalam Islam yang harus diteladani oleh seorang pemimpin.

Pertama, takut atau taat kepada Allah sehingga ia dapat memimpin berdasarkan ketetapan Allah. Kepemimpinannya tidak akan keluar dari batasan syariat Islam karena hanya Allah yang menjadi tujuan akhirnya.

Kedua, shiddiq atau jujur. Keduanya merupakan sifat yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin. Pemimpin tidak boleh dusta kepada rakyatnya. Rasulullah SAW mendapatkan gelar Al-Amin karena kejujurannya. Begitu pun dengan Abu Bakar, sampai Umar bin Khattab pun juga mendapatkan gelar Al-Faruq dari sifat jujurnya tersebut.

Ketiga, amanah atau dapat dipercaya. Seorang pemimpin tidak boleh mengkhianati rakyatnya. Seorang pemimpin yang baik akan menjaga kepercayaan rakyat atas tanggung jawab kepemimpinannya. Sehingga rakyat merasa aman dan tidak terzalimi oleh pemimpinnya sendiri.

Keempat, tabligh atau komunikatif. Idealnya, seorang pemimpin yang baik juga harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik. Karena seorang pemimpin harus terbuka kepada rakyat, menerima keluhan dan mendengarkan aspirasi rakyat. Jika seorang pemimpin tidak pawai dalam komunikasi, lantas bagaimana masalah rakyat dapat terselesaikan dengan efektif.

Kelima, fathanah atau cerdas. Kecerdasan seorang pemimpin akan mempermudah memecahkan persoalan yang terjadi di dalam masyarakat. Semakin pemimpin itu berilmu maka semakin mudah memahami persoalan dan memberikan solusi yang tepat bagi rakyatnya.

Keenam, pemimpin harus berlaku adil kepada siapa pun. Seorang pemimpin tidak boleh berlaku zalim kepada rakyatnya. Karena di tangannyalah suatu hukum ditegakkan. Jika seorang pemimpin berlaku zalim, teguran yang akan ia dapatkan pun begitu keras. Seperti dalam sura An-Nahl ayat 90 yang isinya,

۞ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”[]

Jasmine Fahira Adelia Fasha, Freelancer di Depok.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

16 − seven =