Korban Agresi di Gaza Bertambah 48.835 Meninggal
Gaza (Mediaislam.id) – Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengumumkan, pada hari Selasa, bahwa jumlah korban tewas akibat perang genosida yang dilakukan oleh Israel telah meningkat menjadi “48.405 syahid” sejak 7 Oktober 2023.
Kementerian tersebut mengatakan dalam laporan statistiknya mengenai para martir Palestina dan yang terluka di Jalur Gaza bahwa selama 48 jam terakhir, 8 orang syahid tiba di rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk 7 orang yang jenazahnya ditemukan dari bawah reruntuhan, seorang lainnya meninggal karena luka-lukanya, dan 21 orang terluka.
Dia melanjutkan, “Jumlah korban agresi Israel telah meningkat menjadi 48,405 orang syahid dan 111,835 luka-luka sejak 7 Oktober 2023.”
Dia menunjukkan bahwa ada sejumlah korban di bawah reruntuhan dan di jalan, dan kru ambulans dan pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka karena kurangnya peralatan.
Sejak gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan mulai berlaku pada 19 Januari, hingga akhir fase pertama pada Sabtu malam, Israel telah melakukan lebih dari 900 pelanggaran, menurut Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah, Ismail Al-Thawabta.
Al-Thawabta menambahkan dalam sebuah pernyataan kepada Anadolu Agency, pada hari Minggu, bahwa pelanggaran-pelanggaran ini “termasuk pemboman udara dan artileri, penerbangan drone yang intens, mencegah masuknya bantuan kemanusiaan, menembaki warga, menghancurkan rumah, dan menargetkan mobil.”
Pelanggaran tersebut juga mencakup “mencegah masuknya bahan bakar, menghalangi masuknya kendaraan pertahanan sipil dan alat berat, dan mencegah masuknya 260.000 tenda dan karavan (rumah prefabrikasi).”
Israel mengingkari perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tawanan dengan gerakan Hamas, dengan menolak melanjutkan ke tahap kedua, setelah tahap pertama berakhir pada tengah malam pada Sabtu/Minggu lalu.
Netanyahu menghalangi dimulainya perundingan tahap kedua, karena ia ingin memperpanjang tahap pertama perjanjian pertukaran untuk membebaskan sebanyak mungkin tahanan Israel di Gaza, tanpa menawarkan kompensasi apa pun atau menyelesaikan tunjangan militer dan kemanusiaan yang diberlakukan dalam perjanjian selama periode terakhir.
Di sisi lain, Hamas berulang kali menegaskan komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata dan menuntut agar Israel terikat olehnya. Hamas menyerukan kepada para mediator untuk segera memulai negosiasi tahap kedua, dan menganggap keputusan untuk mencegah bantuan tersebut sebagai “pemerasan murahan, kejahatan perang, dan kudeta terang-terangan terhadap perjanjian tersebut.”
sumber: infopalestina
