Konstelasi Partai Sayap Kiri dan Kanan dalam Politik

Ilustrasi
Pada 27 November 2024 Indonesia akan melangsungkan Pilkada serentak di seluruh Indonesia. Tak terkecuali warga Jakarta yang disuguhkan kandidat dari dua calon gubernur dan wakil gubernur. Ridwan Kamil mantan gubernur Jabar dan Suswono yang merupakaan kader partai PKS, ini didukung oleh 12 partai politik melawan calon dari koalisi perubahan. Di detik terakhir PDIP sebagai partai politik yang memperoleh kursi legislatif terbanyak seakan menjadi penentu.
Adalah Anies Baswedan (AB) merupakan Gubernur DKI Jakarta periode 2019-2024 merupakan simbol tokoh politik non partai yang terkenal moderat memiliki elektabilitas tertinggi di jakarta. Ia digadang-gadang warga jakarta dan sejumlah parpol untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta.
PDIP yang menghadapi ujian penting bagi arah politiknya dimasa depan setelah ditinggalkan kadernya Joko Widodo dilema apakah akan dapat menjawab masa depan menjadi partai yang mau mengakomodir kelompok kiri dan kanan yang telah lama dikenal berseberangan.
Sumber dukungan suara akar rumput PDIP telah mendorong AB dapat menjadi kunci kemenangan partai Marhaen ini bersatu di pilkada dan menjadi mesin kemenangan PDIP selanjutnya di pemilu 2029. Adalah hal yang lumrah keterpilihan di pilkada Jakarta menjadi kunci bagi seorang gubernur mendapat tiket untuk bisa diusung sebagai calon presiden untuk bertarung di pilpres di Indonesia, mengingat Jakarta adalah sentral keputusan politik domestik negeri ini.
PDIP yang merupakan satu-satunya partai kiri yang paling diandalkan di Indonesia memiliki sumber dukungan terbesar di legislatif. Sementara AB adalah tokoh politik non partai yang memiliki sumber dukungan dari warga Jakarta dan masyarakat Indonesia pada pilpres 2024 krmarin, telah sangat baik dikenal banyak orang dan memiliki pemilih fanatik yang besar jumlahnya.
Sehingga muncul jargon partai apapun yang mengusungnya dipastikan akan turut didukung oleh banyak pemilih. Hal ini terbukti pada pilpres 2024 partai-partai pengusungan AB telah mendapat dukungan dari banyak masyarakat dimana mereka melepas kefantisme-an ideologi demi kemenangan AB. Namun sangat disayangkan pilpres 2024 tidak membawa AB kepada kursi nomor 1 RI tetapi menjadi keberuntungan bagi partai-partai politik yang mengusungnya mendapat dampak dari keberlimpahan suara pendukung AB.
Di beberapa negara Eropa partai sosialis bangkit dan pemuda-pemuda partai lebih terbuka berjuang untuk perubahan yaitu partai yang dapat diterima semua orang. Ini membangkitkan keterpilihan terhadap partai kiri, partai sosialis dideskripsikan sebagai partai sosialis yang lembut, ini dibuktikan dengan keterpilihan PM Inggris Keir Starmer, berupaya menghidupkan visi yang lebih merangkul seluruh elemen masyarakat dan memberi dukungan kepada kelompok kanan.
Upaya menyatukan kelompok kanan dan kiri dianggap krusial mengingat isu politik hari ini memaksa semua orang di dunia untuk mereformasi visinya untuk bersatu demi kemanusiaan dan keadilan hukum.
Tokoh politik yang menjadi pemersatu dua kubu kanan dan kiri memenuhi kampanye-kampanye partai politik di eropa. Mungkin ini tidak mengejutkan mengingat pemimpin-pemimpin negara-negara besar asia dan eropa timur telah begitu tegas menentang dominasi barat di forum-forum dunia karena kebijakannya yang jauh dari kata manusiawi. Sementara partai-partai sayap kanan bangkit menjadi penentu yang keberadaannya tidak bisa diabaikan mengingat dukungan publik yang begitu besar.
Fenomema ini seperti bola salju yang menggelinding ke Asia, dimana kaum kiri tidak lagi bisa mengabaikan kelompok sayap kanan. Partai-partai sayap kanan yang terus berupaya memperjuangkan masyarakat bawah dan mengawal penegakan hukum seakan membuka mata masyarakat bahwa mereka selama ini telah banyak mengalami peristiwa yang penuh intrik dan manipulasi.
AB tokoh politik yang moderat meluncurkan gerakan politik yang lebih baik, berkeadilan dan keberlanjutan menjanjikan nilai-nilai moderat dan pendekatan baru terhadap politik sayap kanan dan kiri. PDIP juga akan mendapat keuntungan dengan mencalonkan AB yang mereduksi citra PDIP sebagai rumah bagi kaum kiri eksklusif dan mendapatkan limpahan elektabilitas dari spektrum pemilih kanan.
Daya tariknya yang semakin meningkat di kalangan pemilih muda dan semua lapisan masyarakat telah mengejutkan banyak pihak yang skeptis seperti gelembung bola sabun yang akan segera meletus.
Saat ini, kampanye pencalonannya menarik ribuan massa, trending di berbagai media, menjadi penentu apakah masyarakat akan berpartisipasi dalam pilkada DKI Jakarta atau akan muncul gelembung massa yang tidak akan berpartisipasi pada pemilu nanti. Jika massa ini tumbuh pada pilkada DKI Jakarta saat AB tidak bertarung, tidak menutup kemungkinan pilpres 2029 pemenangnya adalah partai golput.
Ini menjadi kehancuran bagi demokrasi Indonesia yang harus dihadapi. Kebenarannya tentang kontes utama ini adalah bahwa siapa pun yang memenangkan hati rakyat dapat dengan cepat menemukan diri mereka berhadapan langsung dengan pertempuran sesungguhnya dimana sayap kanan dan kiri akan bersatu di pilkada 2024.
Fitriah Abdul Azis
Sekjen DPP Permata Ummat (Ormas Sayap Perempuan Partai Ummat)